Belum pernah kau katakan rindu,
rindu yang timbul dari hati,
kemudian diucapkan lewat kata-kata,
entah...apa kau sengaja ataukah terlalu malu?
Sejak pertama bertemu,
tatapan matamu nampak sendu,
ternyata kau menyimpan kepahitan masa lalu,
hingga kau dibuatnya menjadi seorang pemalu.
Dengan segala keterbatasan kalimat yang diucapkan
kau mengajak aku berteman,
berteman hanya sekedar kenal dan berteman,
terkadang kau tak menyapa bahkan disaat kita berhadapan.
Kau datang dan pergi begitu saja,
kadang ada, kadang menghilang entah kemana,
kau memilih bersembunyi di belakang luka,
yang semestinya bisa dihadapi dengan hati terbuka.
Tak pernah disangka-sangka,
tiba-tiba kau bilang bahwa kau sedang jatuh cinta,
dan menginginkanku lebih dari segalanya,
benarkah begitu? atau hanya rasa penasaran belaka?
Pada saat itu, aku bingung harus bagaimana,
ingin mencoba menerima cinta,
namun tak bisa..
rasa takut dihatiku lebih besar dari semuanya.
Bagaimana bisa, disaat yang sama,
kau menawarkan cinta,
disaat itu juga kau masih bersama pacar lama,
hey, apa kau sedang bercanda?!
Waktu berlalu,
sudah sangat lama kita tak bertemu,
dengan ragu-ragu aku menghubungimu,
dan dari situlah aku menciptakan masalah baru.
Berharap sudah tak ada sisa-sisa rasa penasaran dari masa lalu,
kita bisa memulai pertemanan dengan awal yang baru,
namun ternyata sangat susah untuk seperti itu,
kita yaitu, aku dan kamu memulai cerita baru.
Semula aku datang hanya untuk menyapa,
mengajak bercanda dan berbagi cerita,
semua mengalir begitu adanya,
hingga kau raih tanganku dan menggenggamnya.
Tahukah kau bahwa saat itu aku serasa di alam mimpi,
sulit membedakan mana kenyataan dan ilusi,
seketika itu juga ada yang berbisik dalam hati,
bagaimanakah kelanjutannya nanti?
Dibalik kesan hampa,
ternyata kau suka bercerita,
memberitahukan mana yang kau suka dan tidak suka,
sembari meminta pelukan manja.
Aku tahu bahwa aku sangat menginginkanmu,
kamu juga seolah-olah menginginkan diriku,
namun tak ada yang tahu,
karena kau tak pernah berkata padaku.
Gaya bicaramu beda,
tingkah laku mu tak sama,
entah kau anggap aku ini apa,
kekasih atau hanya teman istimewa?
Sebetulnya sudah ku nanti sejak lama,
sebuah kalimat yang bisa membuat bahagia,
entah itu cinta, sayang, atau sekedar suka,
tapi kau tak pernah sekalipun mengucapkannya.
Kita hanya berjalan tanpa tujuan,
kalau hanya gairah, itu takkan lama bertahan,
maka disinilah titik yang melelahkan,
sehingga aku hanya pergi saja, tanpa berpamitan.
No comments:
Post a Comment