Thursday, November 28, 2013
persiapan itu penting kawan
Dulu, aku sangat bermasalah dengan yang namanya persiapan.
Terutama saat duduk di bangku sekolah dasar.
Seingatku, saat duduk dikelas 2,
aku diwajibkan untuk membawa kacang hijau yg ditanam didalam
gelas aqua bekas, dan diberi kapas serta air.
Malam harinya ibu sudah menyiapkan hal itu,
bahkan beliau mengingatkan berkali-kali agar aku tak lupa membawanya.
Yang terjadi adalah, tanaman itu masih duduk manis,
ketika aku dengan cueknya berangkat setelah
bapak becak langganan menjemputku.
Sesampainya disekolah, dan melihat tanaman milik teman-temanku,
aku tenang...karena perasaanku berkata bahwa, tanaman milikku
sudah ada didalam tas.
Salah satu teman bertanya,
"mana tanamanmu?"
Dengan tenang aku tarik restleting tas sekolah,
uhm....sepertinya tanaman itu tak ada.
Ku keluarkan semua isi tas sekolah,
dan ternyata memang tanaman itu tak ada.
Karena saat itu aku belum belajar bahasa Inggris,
dan masih terlalu lugu untuk mengumpat shit, crap, dan sejenisnya.
Dengan panik dan blingsatan,
aku merogoh saku seragam, lalu bergegas lari kedepan.
Telfon umum saat itu menjadi penyelamatku,
hanya dengan 100 rupiah, aku telfon ke rumah.
Suara ibu sangat meneduhkan hatiku kala itu,
walaupun beliau memarahiku karena bersikap ceroboh.
Tak lebih dari 15 menit,
salah satu pembantu dirumah sudah tiba disekolah.
Membawa tanaman kecil yang dibungkus tas kresek warna hitam,
betapa lega perasaanku.
Tak lama kemudian,
bel sekolah berbunyi.
Senyum ku mengembang,
sama seperti teman yang lain, dimeja ku juga sudah
siap tanaman yang sebentar lagi akan dicek oleh ibu guru.
Fiuh......
Peristiwa yang lain,
saat aku duduk dikelas 3 SMP yang sekarang lebih dikenal dengan SLTP.
Itu adalah minggu ujian sekolah.
Jadi ada dua ujian yang harus aku jalani,
ujian nasional dan ujian sekolah.
Sebelum masa-masa ujian tiba,
biasanya wali kelas akan memberi nomer ujian ke masing-masing anak
yang memenuhi syarat untuk mengikuti ujian.
Nomer ujian itu, terbuat dari kertas karton tipis,
warnanya pink, biru muda atau hijau.
Nomer yang sudah dibagikan,
harus disimpan dan dibawa selama ujian nasional
maupun ujian sekolah.
Kejadian itu saat ujian nasional berakhir,
dan mulailah ujian sekolah.
The first day ujian sekolah,
justru nomer ujianku tertinggal dirumah.
Penyebabnya ada dua,
yang pertama aku menggampangkan ujian sekolah,
karena menurutku ujian nasional lebih crusial,
dan sudah berlalu, so...santai saja.
Yang kedua tentu saja karena aku tak melakukan persiapan
dengan baik.
Coba aku terlebih dahulu meneliti,
apa saja yang harus kubawa, takkan ada kejadian ini.
Dengan panik, aku pergi ke kantor tata usaha,
meminjam telfon.
Lagi-lagi ibuku heran dan marah,
mengapa hal sepenting nomer ujian sampai bisa tertinggal.
Jelas disini,
aku malas untuk mempersiapkan malam harinya.
Akibatnya, aku panik setengah mati
sambil berharap noner ujianku segera diantar kesini,
mengingat hanya tinggal beberapa menit lagi
sudah waktunya masuk.
Wajahku semakin pucat ketika bel masuk sudah berbunyi,
dan belum ada tanda-tanda orang rumah datang
mengantar nomer ujian, ah...kartu sialan itu.
Bel masuk sudah dibunyikan,
aku tetap berdiri didekat gerbang depan sekolah
dengan wajah penuh harap.
Yeeesssssss, akhirnya kakak sepupu ku datang
turun dari mobil panther warna hijau
dan bergegas mengantar noner ujian itu.
Aku tersenyum lega,
tapi tak ingat untuk mengucap syukur.
Yang ku cemaskan bukanlah soal ujian sekolah,
tapi bagaimana marahnya ibu ku sepulang sekolah nanti.
Lagi-lagi dan lagi ceroboh,
hal penting sih, tapi karena aku tak ada persiapan.
Saat kejadian itu masih hot-hot nya,
aku tersadarkan,
oh iya...ternyata persiapan itu penting and bla bla bla.
Tapi lain waktu,
kembali lagi pada kebiasaan lama.
Malas untuk persiapan
atau ada niat sih tapi ditunda, uhm ditunda sedikit lagi...
hasilnya adalah lupa.
Kalau kejadian yang berikut ini,
bisa dibilang masih baru.
Sesekali saat aku bertemu dengan teman-teman lama,
kami tertawa terbahak-bahak membahasnya.
Sekitar 4 atau 5 tahun yang lalu,
saat greenny mumbee belum menjadi partner ku.
Melvin a.k.a Ipin, sering meminjamkan motornya untukku,
sebuah honda supra x berwana hitam putih.
Kamar kostku adalah,
posko yang paling strategis kala itu.
Ibenk, Ipin sering numpang untuk
mengerjakan tugaa, nonton film, bahkan tidur siang.
Disuatu hari yang sangat panas di Salatiga,
Ibenk mengajakku untuk beli es kelapa muda.
Tak begitu jauh lah,
kalau naik motor hanya memakan waktu 10 menit.
Dengan restu sang pemilik motor,
Ibenk dan aku segera berangkat untuk membeli es kelapa muda.
Perjalanan lancar,
sudah hampir sampai di daerah kridanggo.
Ternyata eh ternyata didekat lokasi penjual es kelapa muda itu,
sedang ada razia kendaraan bermotor.
Oh tenang, karena posisi ku masih dipertigaan,
setelah ini bisa putar balik, tarik gas dan kabuuurrrr.
Shit happen!
Salah satu aparat keamanan berteriak keras agar aku tak kabur.
Akhirnya aku dan Ibenk hanya bisa pasrah,
saat pak polisi menilang.
Tiga pelanggaran,
Ibenk tak memakai helm, dan tak ada SIM juga STNK.
Kami dikumpulkan bersama para pelanggar lainnya,
memalukan, menggelikan.
Setelah Ipin mendapat kabar lewat sms,.tak lama kemudian
dia datang diantar teman kami yang lain.
Motor ditahan hingga keesokan harinya,
dengan 80 ribu rupiah dan nota surat tilang,
motor Ipin bisa kembali dibawa pulang.
Alamak....pengalaman itu sungguh tak terlupakan.
Bahkan saat proses diperiksa hingga ditilang,
kami tudak semlat untuk panik.
Hanya tertawa dan tertawa,
mungkin orang lain yang bernasib sama memandang
kami dengan aneh.
Terkena razia malah tertawa,
ya kami menertawakan diri kami sendiri.
Sebenarnya masih ada beberapa cerita lagi,
tentang kecerobohanku
juga betapa malasnya aku untuk mempersiapkan sesuatu.
Dengan pengalaman yang sudah ada,
kini aku tak terlalu menganggap remeh persiapan.
Malah bisa ku bilang,
persiapan sangat menentukan next step kita masing-maaing.
Terutama bagi orang yang pelupa,
persiapan itu wajib hukumnya.
Aku takkan mengerti betapa pentingnya persiapan,
sampai next step ku kacau tanpa bersiap terlebih dahulu.
Bukan hanya dalam hal besar,
persiapan itu menyangkut semuanya
termasuk hal yang paling detail sekalipun.
Salah satu contoh persiapan simple dalam berkendara adalah,
cek tekanan angin.
Banyak yang terjebak dalam hal itu.
Tak disangka tekanan angin ban itu,
memegang peranan yang cukup penting.
Apapun profesi kita,
dan aktivitas yang kita jalani.
Persiapan itu penting.
Seperti mencegah lebih baik daripada mengobati,
bersiap-siap lebih baik daripada panik nanti.
;)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment