Seperti yang saya dan anda ketahui bersama,
bahwa kemarin tanggal 14 februari adalah hari valentine.
Notabene hari kasih sayang, saat yang dinantikan selama setahun
untuk menyatakan cinta, untuk melamar, ataupun
untuk mengadakan pesta pernikahan.
Sejak remaja,
saya sudah mengenal sekaligus merayakan valentine.
Biasanya, satu hari sebelum hari valentine,
saya belanja beraneka macam coklat untuk dibagikan.
Coklat yang sudah dibeli masih saya hias lagi, dibungkus dengan
kertas kado cantik, dan dilengkapi dengan
kartu yang nggak kalah cantik.
Saya dan beberapa teman cewek memang senang melakukan hal ini,
kami bersedia direpotkan dengan membungkus coklat,
menghias kartu and bla bla bla.
Hari H valentine semua coklat dan kartu yang sudah dibingkis cantik,
dibagikan pada teman-teman, gebetan, maupun pacar,
bahkan ada acara tukar kado juga.
Bila hari valentine bertepatan dengan hari minggu maka
acara pembagian coklat dan tukar kado akan ditunda sampai
hari senin.
Dengan bangganya saya membawa beberapa bingkisan coklat itu
ke sekolah,
dan saat membagikannya adalah saat yang paling indah.
Saat itu saya tak tahu, kenapa harus coklat?
kenapa harus bagi-bagi?
saya hanya mengikuti pola yang sudah ada,
dari kakak kelas dan teman-teman yang lain.
Menurut saya hari valentine nggak afdol
tanpa bagi-bagi coklat dan kado.
Tidak hanya sesama murid yang dapat coklat,
beberapa guru favorit saya juga dapat bingkisan itu.
Jadi kami yang saling bertukar coklat atau kado,
membuat iri yang nggak ikutan.
Nggak heran mulai dari toko, butik, restaurant, cafe,
pasti memberi penawaran dan service khusus pada
hari valentine.
Kebiasaan merayakan hari valentine pun
berlanjut hingga saya di bangku kuliah.
Teman di kampus, teman kost, dan pacar pasti dapat
bingkisan yang sebagian besar bungkusnya
berwarna pink.
Karena budget saya lebih banyak, otomatis
bingkisan coklatnya juga lebih bagus, lebih bervariasi dan
coklatnya made in luar negri.
Entah...
tapi ada kebanggaan tersendiri saat bisa membagikan
hadiah valentine.
Malah untuk beberapa orang yang dianggap special,
saya mengajak mereka makan malam special di restoran.
Kebiasaan itu pun terus berlanjut,
saat saya sudah bersama Mr.Software Engineer.
Rutinitas setiap hari valentine adalah
dia memberi beberapa mawar, coklat, dan malamnya
mentraktir makan malam di tempat special.
Rasanya sangat senang dan bersemangat menjelang hari itu,
dan saya memang sengaja membeli baju baru
agar tampil beda di acara makan malam.
Yang dimaksud dengan makan malam special adalah,
makan dengan menu yang berbeda dengan menu harian.
Kata yang lebih tepat untuk itu adalah
entertaining food,
jadi tidak dianjurkan setiap hari.
Pilihan menu makan special ala kami berdua yaitu,
menu steak atau pizza.
Apalagi dulu, saya dan Mr.Software Engineer masih makan
seafood, ayam, dan lain sebagainya.
Rasa bangga bisa merayakan valentine,
masih sama dengan rasa bangga waktu SMU dulu.
Dan saya yakin,
saya nggak sendirian...pasti banyak gadis lain yang
mempunyai pendapat sama.
Nggak heran saat menjelang hari valentine,
toko boneka dan asesoris di Salatiga penuh sesak
oleh para pria yang membelikan kado
untuk pacar maupun gebetan.
Fakta yang unik,
karena pada dasarnya para pria itu nggak suka pergi
ke toko-toko tersebut,
tiba-tiba di suatu hari mereka pergi ke toko yang sama, dengan tujuan yang
sama untuk membeli kado hari valentine.
Setelah sekian lama bersama Mr.Software Engineer,
kebiasaan kami merayakan valentine pun
berubah drastis.
Perubahan itu dimulai begitu saja, tanpa direncanakan
terlebih dahulu.
Kami berdua tak lagi saling memberi coklat,
memberi kartu valentine apalagi boneka.
Bukannya sudah tak cinta lagi,
tapi kami semakin dewasa dan bijak,
jadi lebih tahu lagi apa pentingnya merayakan hari valentine,
serta bagaimana caranya.
Saya tak lagi membeli baju baru di hari valentine,
karena itu adalah tindakan yang kurang bijak
sekaligus pemborosan.
Dan tentu saja kami berdua hanya memesan
menu sehat di acara makan malamnya.
Itupun tak harus di tempat yang special,
yang penting bisa menikmati makan berdua.
Mengenai kado valentine,
uhm saya rasa Mr.Software Engineer sudah memberikan
yang terbaik yaitu
tabungan jangka panjang.
Bisa dibilang bahwa hari valentine adalah hari berbagi,
karena di hari itu banyak orang yang mempersiapkan
diri dengan baik,
untuk membagikan coklat, kado, dan lainnya.
Mengapa di hari valentine dan tidak di hari lainnya?
saya rasa jawaban yang paling mendekati adalah
karena saya dan anda sudah terbiasa mengikuti pola.
Kebanyakan orang merayakan valentine,
lalu kita ikut merayakan juga.
Nggak ada inisiatif pribadi,
ataupun inovasi..
dari dulu sampai sekarang coklat masih
menjadi primadona untuk hari valentine.
Kenapa harus coklat?
kenapa harus mawar?
padahal bunga yang lain nggak kalah indah,
permen rasa buah juga nggak kalah lezat.
Bahkan di supermarket 24 jam pun,
persediaan coklat pasti habis di hari valentine.
Begitu dahsyatnya efek hari kasih sayang,
yang erat kaitannya dengan saling memberi coklat.
Untuk penggemar coklat seperti saya,
tak akan sabar menunggu saat hari valentine,
hari lainnya pun kalau memang ingin makan coklat
ya langsung beli saja.
Kembali pada hari berbagi..
mungkin tanpa kita sadari, setiap hari
adalah kesempatan emas untuk berbagi.
Lepas dari hari kasih sayang atau nggak,
saya dan anda akan tetap berbagi.
Berbagi senyuman, berbagi cerita,
berbagi permen, makanan, minuman, dan
masih banyak lagi yang bisa dibagikan.
Ya hari valentine mungkin dirasa waktu yang pas
untuk berbagi,
namun bukan berarti di hari lain kita tak bisa berbagi.
Saya tak lagi terikat dengan kebiasaan merayakan
hari valentine,
hari apapun itu bisa saya rayakan.
Karena menurut saya,
berbagi tak harus mengeluarkan uang.
Malah berbagi sebaiknya dimulai dari hal yang sederhana,
berbagi kasih, berbagi senyum, berbagi semangat.
Terdengar klise mungkin,
tapi akan lebih berdampak daripada
membagi coklat sekali dalam setahun,
walaupun harga coklatnya mahal.
Saya boleh berbangga hati karena
Mr.Software Engineer tidak lagi mengikuti pola lama,
memberi coklat dan kado,
namun membuat pola sendiri dan memberikannya
dengan sepenuh hati.
Dan jangan pernah berhenti untuk membagikan kasih,
selain di hari valentine.
Berbuat sesuatu yang menolong atau yang memberi semangat
untuk orang lain bukan hal yang sulit
untuk dilakukan.
Tergantung dari niat dan kemauan kita
masing-masing.
Kalau bagi saya pribadi...
saya akan lebih sering berkomunikasi dengan orang tua
itu salah satu bukti bahwa saya merindukan dan mengasihi mereka.
Oh ya, tahun ini
saya akan lebih banyak berolahraga entah itu
jalan kaki, berenang, karena merawat tubuh adalah tanda
bahwa saya mensyukuri berkat Tuhan dan mencintai tubuh saya
apa adanya.
Saya akan berusaha lebih bijak lagi mengatur uang bulanan
itu sebagai bukti saya tidak meremehkan kepercayaan
yang diberikan oleh Mr.Software Engineer.
Saya akan berusaha lebih mengasihi teman-teman,
dengan lebih sabar menghadapi mereka,
mendengarkan keluh jesahnya,
menghibur dan memberi semangat.
Dampak yang sebenarnya bisa dua kali lipat,
untuk orang-orang di sekitar dan untuk kita pribadi.
Rasa puas bisa berbagi dengan ikhlas sungguh luar biasa,
saya takkan bisa mendefinisikannya dengan tepat untuk anda,
sebelum anda coba untuk melakukannya.
Belilah coklat di hari lain selain hari valentine,
makan coklat itu bersama keluarga, pasangan, teman kost,
teman kerja, teman kuliah, atau bahkan pembantu,
itulah makna hari kasih sayang yang sesungguhnya.
Selamat berbagi...
Penuh cinta,
-Ivana-
No comments:
Post a Comment