Saturday, January 11, 2014
107,7 fm
Sejak dulu saya paling enggan kalau diajak nyemplung
ke dalam suatu organisasi.
Waktu duduk di bangku SMU, kepala sekolah secara langsung menunjuk
saya ikut bagian dari OSIS.
Sementara siswa lain sibuk mendaftar jadi bagian OSIS,
bahkan sampai berebut,
saya hanya tenang-tenang saja malah justru menghindar.
Sebelum benar-benar nyata masuk ke dalam sebuah organisasi,
pikiran saya hanya satu...
ah ikut begituan nggak ada manfaatnya, buang waktu,
merepotkan, dan semua itu omong kosong.
Lagian saya ogah kalau harus rapat dan berdebat tentang ini itu,
mempertahankan pendapat,
memberi usulan,
work on team....
percayalah, dulu saya sangat payah dalam hal itu.
Tiba-tiba di suatu senin,
pas upacara bendera....ibu kepsek menunjuk sekaligus melantik
OSIS periode baru.
Begitu terdengar keras nama saya dibacakan,
teman-teman sekelas malah bersorak riang gembira,
saya hanya diam tertegun..sambil bertanya-tanya...
why me?!
Sounds weird memang,
yang lain bersukacita....dan saya berdukacita.
Dalam hati saya bertanya,
kalau sudah masuk OSIS, apa yang mau
saya lakukan?
Ah organisasi tersebut untuk apa sih dibentuk..
merepotkan saja.
Belum lagi kalau harhs ikut kegiatan ini itu,
bikin laporan dan masih banyak lagi.
Hanya satu yang saya suka,
panggilan rapat OSIS ditengah-tengah jam pelajaran,
itu sangat menyenangkan!
Sekalipun begitu, saya tak langsung menuju ke ruang rapat,
biasanya ke kantin dulu...
ke toilet dulu untuk memastikan penampilan saya, hahahaha!
Saya jarang menyimak,
apa-apa saja yang dibahas dalam rapat.
Boro-boro menyanggah pendapat teman,
atau pun memberi usulan,
saya pasif....dan lebih memilih untuk sibuk ber-sms ria
atau ngobrol dengan teman sebelah.
Praktis saya hanya sekedar setor muka,
dan penggembira juga bikin penuh kuota peserta rapat.
Heiiiii siapa suruh memilih saya jadi anggota,
dari awal saya tak ada minat sedikit pun
dengan organisasi ini.
Kalaupun saya terlihat mengecewakan,
dan dikeluarkan dari OSIS,
justru saya akan sangat berterima kasih atas hal itu.
Payah!
Foto pertama dan kedua,
itu kurang lebih situasi studio.
Studio kecil, yang sudah 3 tahun terakhir ini
menjadi tempat aktivitas rutin saya.
Setiap hari senin sampai jumat,
jam 6 sampai jam 8 pagi.
Untuk anda yang bersedia mampir mendengarkan,
bisa langsung stay tune di 107,7 fm
atau
http://radiobethanyfm.listen2myradio.com/
itu untuk jalur live streamingnya.
Nama acara yang saya bawakan adalah syalom, selamat pagi!
Berisi hal-hal penyemangat di pagi hari,
dan lagu-lagu yang boleh diputar hanya lagu up beat.
Pertama kali bergabung disini,
saya pun tak tahu menahu,
tentang bagaimana itu siaran, lalu mengoperasionalkan
mixer...dan masih banyak lagi
seluk beluk dunia radio.
Jangan pernah berpikir jadi penyiar hanya modal
suara renyah dan cerewet saja,
saya harus belajar juga tentang program kepenyiaran
sampai hal detailnya.
Yang sebelumnya, saya kira
ah radio kecil gini mau bikin apa sih...
Tak ada iklan, dana terbatas,
mengharapkan bantuan juga cenderung lama...
ternyata semua salah besar.
Banyak sekali hak-hal detail yang tak terpikirkan
oleh saya,
dan harus dilakukan karena memang standart nya begitu.
Justru karena kru radio dibatasi oleh banyak hal,
menjadikan kami semakin berpikir keras mewujudkan ide dan hasilnya...
kami lebih kreatif.
Tentang ijin siar, lalu peraturan wajib untuk seorang penyiar,
dan tentu saja kegiatan on air maupun off air.
Sejarah saya turut serta dalam radio ini pun,
bisa dibilang dadakan.
Diajak seorang teman,
untuk jadi seorang notulen alias tukang catat saat rapat
berlangsung atau bahasa kerennya sekretaris.
Lama kelamaan, saya diikutkan uji suara
dan lolos pemirsa!
Ya ampun....rasa bahagia itu masih saya ingat
sampai sekarang.
Biarpun sudah sejak tahun 2011 lalu saya bergabung,
tapi hingga detik ini banyak hal-hal baru
yang bisa dipelajari.
Di sini saya takkan memberi tips,
bagaimana siaran yang baik...
atau bagaimana siaran yang disukai pendengar..
ataupun tips jadi penyiar radio populer.
Karena saya yakin tiap orang punya talenta yang berbeda-beda,
tergantung bagaimana langkah kita mengelola
talenta masing-masing..
Honestly,
masuk ke dalam radio sama dengan masuk ke dalam sebuah
organisasi,
di mana dulu saya pernah sangat tidak menyukainya.
Yuhuuuuu,
ini dia kru radio bethany fm.
Berjumlah sembilan orang,
dari berbagai usia, profesi, semua jadi satu.
Bagi saya yang baru pertama kali,
bergabung dalam sebuah organisasi,
memang butuh usaha ekstra untuk penyesuaian.
Bekerjasama dengan orang baru,
lingkungan baru,
menyatukan pendapat juga semangat.
Pernah satu atau dua kali saya hampir menyerah dan ingin keluar,
tapi hanya emosi sesaat.
Ini dia yang saya kurang suka,
dari sebuah organisasi...
saya harus berjalan bersama beberapa orang sekaligus,
dengan karakter yang berbeda-beda, and it's not easy.
Mr.Software Engineer yang sudah lebih banyak
makan asam garam di dunia organisasi,
sering memberi masukan yang melegakan hati.
Meskipun banyak kata-kata, maupun perbuatan
mereka yang sulit dipahami,
sampai saat ini saya masih bertahan.
Dan saya boleh berbesar hati,
menjadi bagian dari kru radio...
ini adalah sebuah anugerah.
Mengingat perjalanan awalnya yang tidak mudah,
uji suara, lalu masa percobaan beberapa bulan,
sebelum saya dinyatakan layak on air.
Rasanya campur aduk,
antara senang, tak menyangka...
semua jadi satu.
Penyesuaian teknis maupun non teknis
akan selalu ada,
dan itu bagus karena membuat saya belajar sekaligus
menerapkan hal baru.
Sadar ataupun belum sadar,
dari awal hidup kita memang dirancang untuk
berorganisasi.
Dengan keluarga, saudara, teman sekolah, teman kerja,
teman kost, pasangan, dan lain-lain.
Anda dan saya takkan pernah bisa lepas,
untuk hidup berdampingan juga bekerja sama.
Setiap lingkungan,
memiliki cara tersendiri untuk memberi pengalaman
pada orang-orang yang ada di dalamnya.
Demikian juga bergabung dengan kru radio...
saya belajar bekerja sama, memaklumi,
menyesuaikan untuk terciptanya satu kesepakatan.
Saya tak lagi pasif,
tapi juga tidak memaksakan kehendak.
Pendapat bilamana dibutuhkan dan waktunya pas,
pasti akan saya ajukan.
Walaupun radio non profit, di kota yang kecil pula
seperti Salatiga,
namun pembelajaran yang saya terima luar biasa.
Dengan masuk dan bertahan dalam sebuah organisasi,
saya lebih siap untuk menghadapi organisasi atau sekumpulan
orang lain di wadah yang berbeda.
Penuh rasa syukur dan terima kasih,
saya boleh ikut dan membaur dalam komunitas tertentu.
Mungkin dari anda ada yang mengalami hal serupa,
enggan untuk berorganisasi
karena menghindari konflik.
Sebenarnya hal itu tak mungkin,
karena keluarga tempat kita dibesarkan pun
pasti sudah mengandung konflik.
Tergantung bagaimana cara masing-masing pribadi
memandang hal tersebut.
Berorganisasi sama sekali bukan hal buruk,
justru seperti menemukan kotak harta karun,
semakin digali semakin kita kaya akan banyak hal.
Selamat mencoba ;)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment