Sunday, January 12, 2014

Drama seri memang keji


Ayo angkat tangan,
bagi yang masih ingat drama seri mandarin judulnya...
Meteor Garden.
Untuk generasi 90 an dan 2000 an awal,
pasti nggak asing ama foto di atas.
Termasuk saya sendiri
yang dulu sangat menggandrungi drama tersebut.
Tahun 2001 dan pertama kali kalau nggak salah
disiarkan di Indosiar jam 10 malam.
Wah, mau nggak mau
saya nunggu serian itu selesai baru tidur.
Besoknya untuk bahan cerita bareng teman cewek lainnya,
yang tak kalah gandrung dengan 4 cowok metroseksual itu.
Saya hampir tak pernah absent untuk nonton di malam hari,
walaupun paha dan tangan dikeroyok nyamuk.
Rela deh rela demi melihat aksi
4 cowok ganteng yang tenar dengan nama F4.
Tiap kali udah dengar lagu pembukanya,
saya berteriak histeris dari dalam kamar,
lalu buru-buru stand by di depan TV.
Meskipun udah nguap-nguap tetap bertahan,
demi membayar rasa penasaran akan kisah selanjutnya.
Honestly, saya terbius oleh kegantengan mereka,
badan proporsional, tinggi, kurus, pakai baju bagus,
rambut ditata sedemikian rupa, ditambah mobil mewah
semua itu membuat mereka tampil menawan.
Ohhhhhh my gosh,
pokoknya saya tergila-gila deh!
Dan saya nggak sendirian,
hampir semua cewek di sekolah juga menyukai hal yang sama,
dan tak pernah lupa untuk nonton serian itu tiap malam.
Rasanya dapat suntikan energi deh kalau udah
nonton mereka,
terserah kalau saya mau dibilang lebay tapi...
itulah yang saya rasakan.
Jaman itu drama meteor garden sangat nge-BOOM,
menciptakan lahan subur untuk para pengusaha.
Mereka pintar melihat peluang,
sehingga menjual sesuatu yang lain selain
drama serinya...
contohnya alat-alat tulis, snack, tempat hp, kaos, poster
majalah, tempat minum, sampai tirai pun ada gambar F4.
Bayangin aja betapa gilanya,
snack yang bergambar F4 laku keras,
padahal rasanya nggak enak.
Rasa nomer kesekian lah,
ide cerita drama juga nomer kesekian lah,
yang penting bisa berlama-lama melihat penampilan
cowok-cowok ganteng.





Foto di atas adalah salah satu bukti yang masih ada,
betapa saya sangat mengidolakan mereka.
Cara mereka ngobrol, berjalan, memandang semua tak luput
dari perhatian saya.
Menghafalkan dialog drama itu jauh lebih mudah dan jauh lebih cepat
daripada menghafalkan materi pelajaran.
Hampir setiap hari saat perjalanan pulang sekolah,
saya mampir di kios majalah,
kalau-kalau ada majalah yang memuat tentang mereka,
pasti saya beli.
Alhasil sebagian besar uang saku saya alokasikan untuk
kepuasan pribadi,
melihat berbagai pose ganteng mereka, dan tentu saja
nggak mau ketinggalan update berita seputar itu.
Alamak, memalukan memang...
bagaimana saya bisa sebegitunya.
Sekali lagi saya nggak sendirian,
secara penggemar mereka dulu seantero jagad wanita..
hampir semuanya mengagumi F4.
Seingat saya dulu,
satu majalah seharga 20 ribuan,
cukup mahal pada masa itu,
nggak peduli...yang ada di pikiran hanya,
saya harus memilikinya!
Kalau dipikir-pikir lagi memang mengerikan,
saya sepertinya sudah keluar batas wajar mengagumi artis,
hhmmm rasanya lebih pada terobsesi.
Naksir cowok pun pilih yang dandanannya mirip mereka,
kaos agak ketat, rambut dipotong zhaggy...hahaha!
Rambut selurus papan jadi ikutan nge-BOOM juga,
gara-gara pemeran wanitanya a.k.a San Chai,
memiliki rambut lurus dan digerai mirip curtain kamar.
Wah, otomatis teman-teman saya yang rambutnya keriting
langsung ngumpulin uang mati-matian demi ion rambut.
Bahkan!!!! yang rambutnya sudah lurus pun tetap berusaha mati-matian
untuk ion agar makin lurus...selurus papan,
pokoknya harus seperti San Chai deh.
Menggelikan memang,
saya sendiri sampai beli gel pelurus demi rambut selurus papan,
padahal rambut saya sudah lurus..sangat lurus.
Intinya, sebagian besar dari kami hanya terobsesi...
terbius mimpi indah yang disuguhkan oleh drama seri
sampai pada akhirnya nggak jadi diri sendiri.
#tepokjidat.






Aha! mungkin drama seri boy before flowers..
masih segar dalam ingatan anda dan saya,
drama ini launching tahun 2009 lalu.
Ceritanya sama persis dengan meteor garden,
yang dulu mandarin yang kali ini korea punya.
Ini bukti biusan mimpi indah meteor garden
masih belum usai.
Masyarakat masih haus akan drama seri dengan cerita serupa,
pemainnya pun 4 cowok ganteng, 1 cewek imut-imut.
Kali ini,
saya nggak seheboh dulu...nggak beli majalah maupun
pernak-pernik yang lain.
Cukup hanya nonton dvd nya saja, bareng anak kost cewek
yang lain.
Setiap hari pulang kuliah sampai sore,
kami ngumpul di satu kamar dan nonton bareng,
bahkan sampai ada yang nangis karena terbawa emosi.
Hhmmm memang untuk mengaduk emosi penonton drama,
serahkan pada Cina dan Korea deh,
mereka punya resep manjur.
Kalau ditarik garis lurus,
sebenarnya inti cerita simple, yang bikin lama itu alurnya
yang diputar-putar dan kalau nonton si TV, berderetan iklan lah
yang bikin makin lama dan makin geregetan.
Tentang cowok yang berasal dari keluarga kaya,
mencintai seorang cewek dari keluarga yang tidak kaya.
Ditambah penampilan keren cowok itu dan gank nya,
juga baju-baju modis yang bikin para penonton cewek
makin berteriak histeris.
Hahaha!
demam drama seri itu kalau untuk saya pribadi sudah berakhir,
nggak mau lagi saya hidup dengan terbius dunia mimpi indah ala
korean drama.





Tak bisa dipungkiri,
Korean drama memang meraup keuntungan besar dari
para penggemar fanatiknya.
Sampai sekarang ada ratusan judul yang sudah dilaunching
dan sebagian besar laris banget dipasaran.
Kalau untuk saya pribadi,
memang tak begitu suka drama korea.
Terlalu berbelit-belit, berputar-putar seperti benang ruwet,
sambil memainkan emosi kita.
Yang lebih bikin prihatin adalah,
dampak negatif dari kecanduan nonton drama sejenis Meteor Garden
dan Boys Before Flowers.
Buktinya, saya yang rambutnya sudah lurus
sampai beli gel pelurus rambut demi meniru pemeran wanita
dan berharap dapat cowok secakep F4.
Ya, apalagi harapannya kalau bukan seperti itu,
meniru penampilan dan berimajinasi
memiliki kisah hidup yang sama pula.
Dulu nih jamannya Meteor Garden,
cewek yang rambutnya nggak lurus diejek, dijadikan bahan guyonan,
yang ranbutnya lurus tergerai indah entah alami atau obat kimia salon...
akan lebih diterima dalam pergaulan.
Begitu juga sebaliknya,
kalau cowok rambutnya cepak ah nggak bakal dilirik,
yang laris manis itu yang pakai kaos atau kemeja ketat dengan
potongan ranbut zhaggy.
Otomatis bagi yang terseret arus,
pada merubah penampilannya mati-matian demi penerimaan
di lingkungan sosial.
Fiuh, tragis juga setelah saya bahas begini...
padahal kita diciptakan dengan bentuk yang bermacam-macam,
dan tiap pribadi punya keunikannya sendiri.
Nggak ada larangan untuk nonton drama seri,
yang tidak disarankan adalah...
terbuai mimpi indah sehingga kita teralihkan dari kenyataan.
Saya sempat menertawakan diri sendiri,
betapa konyolnya saya waktu itu...
ngapain pakai gel pelurus rambut segala, padahal rambut
sudah lurus.
Coba kalau tidak tercemar gel pelurus rambut yang berbahan dasar kimia,
plus uangnya bisa digunakan untuk yang lain.
Setiap pribadi punya peran yang harus dilakoni,
sebagai orang tua, anak, menantu, mertua, dengan berbagai macam
karakter dan profesi.
Tak perlu ragu dengan Sang Maha Agung yang menciptakan
anda dan saya begitu rupa.
Menjadi diri sendiri lebih damai, memberi kelegaan,
dan membuat kita lebih maksimal.
Silahkan bagi yang masih mau melanjutkan
nonton serian korea, mandarin, western,
yang penting anda tak terbuai mimpi indah
dan hal-hal manis khas drama yang diharapkan
terjadi sungguh di dunia nyata.
Serian hidup kita juga nggak kalah menarik lho,
coba kita ingat-ingat lagi
perjalanan dari masa kecil sampai sekarang.
Tentunya banyak hal baik, hal manis,
yang nggak kalah dari yang disuguhkan
para sutradara.
Love your life ;)


No comments:

Post a Comment