Banyak kegiatan yang bisa kita lakukan di akhir minggu a.k.a weekend,
cara hemat maupun cara foya-foya
semua terserah pilihan anda.
Kalau mau cara hemat, aman di kantong tapi
tetap ada manfaatnya....
Bisa dicoba beberapa langkah berikut ini:
1.Watching movie.
Nggak harus pergi ke bioskop,
maksud saya di sini, adalah menyewa film di rental,
atau ngopy dari laptop/hardisc teman.
Sedangkan camilannya bisa beli di toko atau mini market terdekat,
apalagi kalau nonton film yang genrenya horor dan action.
Dijamin, malam minggu nggak bakal garing.
2.Bersih-bersih kamar atau rumah.
Dengan aktivitas sehari-hari mungkin kita jarang menilik ulang,
hal-hal detail yang berkaitan dengan kebersihan.
Seperti mengganti sprei, merapikan atau membuang kertas2 yang tak
lagi dipakai, mencuci kaos kaki, sandal, sepatu.
Bersih itu indah dan nyaman, daripada malam minggu buang uang
lebih baik digunakan untuk melakukan aktivitas yang berguna,
plus hemat.
3.Olahraga
Saya tidak menyarankan harus ke gym, yang membayar sekian puluh ribu
untuk sekali datang.
Saya pribadi juga nggak suka ke gym, itu salah satu bentuk
pemborosan yang sampulnya memperoleh badan bugar.
Olahraga bisa apa saja, yang penting badan bergerak dengan semangat.
Bisa jogging bareng teman, bisa sewa sepeda which is cuma beberapa ribu
rupiah saja untuk beberapa jam.
4.Wisata kuliner.
Saya lebih suka memakai istilah maling
a.k.a makan keliling,
Nggal harus ke restoran mahal, hotel mewah untuk mencicipi
makanan.
Bisa ke warung tegal, warung prasmanan, ataupun nasi kucing.
Di Salatiga pedagang nasi kucing sangat menjamur,
di beberapa tempat dengan keunggulan masing-masing.
Saya bersama Mr.Software Engineer sudah melalui puluhan bahkan
ratusan malam mingguan.
Berbagai macam cara sudah saya coba,
mulai dari pergi keluar kota seperti Solo, Semarang, Jogja,
sampai bengong berdua di kontrakan, hahaha!
Kebetulan kami berdua suka makan keliling,
mencoba berbagai jenis makanan (halal).
Kadang dengan harga terjangkau, kadang juga rada sedikit
mahal untuk refreshing.
Kemarin...
kami berdua memutuskan untuk pergi ke Boyolali.
Jaraknya dekat, hanya sekitar 45 menit naik motor dari Salatiga.
Boyolali juga kota kecil,
tak beda jauh dengan Salatiga.
Namun untuk penataan kotanya,
saya lebih suka Boyolali, lebih tertib, bersih,
dan indah dipandang.
Juga selama berada di sana, tak begitu banyak pengamen
maupun tukang parkir, ini sebuah nilai plus!
Cuaca kemarin sangat panas,
matahari bersinar terang dan mengeringkan
semua jemuran saya.
Hhmmmm dirasa waktu yang bagus untuk keluar kota,
kami berdua semangat penuh menuju kota
yang terletak di tengah-tengah Solo dan Salatiga ini.
Ada beberapa pilihan tempat makan,
begitu kami masuk di kota Boyolali.
Aneka macam steak, roti bakar, soto dan tenti saja
susu sapi di berbagai titik.
Unik ya,
karena kalau di Salatiga cafe yang menyediakan steak tak sebanyak
di Boyolali.
Setelah pilih memilih...
kami memutuskan berhenti di Central coffee and steak.
Harganya sangat terjangkau,
untuk crispy steak paling mahal 17 ribu,
untuk original steak paling mahal 65 ribu.
Menu minumannya juga sangat beragam,
ada aneka macam shake, kopi, ice cream.
Lokasinya strategis,
terletak di pinggir jalan utama,
tempat parkirnya pun ada atapnya
jadi motor nggak kehujanan, sip!
Tapi terlepas dari semuanya
sungguh saya tidak menyarankan atau
merekomendasikan tempat itu untuk anda kunjungi.
Saya dan Mr.Software Engineer memesan 3 macam menu,
original french fries, chicken crispy steak, and sundae toast.
Over all, nggak enak!
Saus steaknya manis dan terlalu kental,
kelihatan banget pake kanji dalam proses pembuatannya.
Daging steaknya not too bad sebenarnya,
tepungnya enak,
lalu matangnya juga pas.
Yang bikin nggak nahan adalah sausnya,
manis, kental, bau daging sapi...
gatot a.k.a gagal total deh!
Suasana cafe itu sebenarnya lumayan juga,
kursi kayu yang nyaman,
tingginya meja juga pas dengan kursi dan tinggi badan manusia.
Apalagi terletak persis di pinggir jalan raya,
jadi kita bisa dapat pemandangan gratis,
mobil dan motor berlalu lalang.
Oh ya, saya sengaja nggak mau memesan menu
minuman...
mau cicipi dulu bagaimana rasa menu makanannya
baru saya tentukan apakah mau pesan minum atau tidak.
Mr.Software Engineer sempat dapat pertanyaan juga tatapan
aneh dari pelayan cafenya,
heran mengapa kami tak memesan minum.
Mungkin sang pemilik cafe menaruh harapan cukup tinggi,
atas dibukanya usaha ini.
Terbukti di dindingnya banyak bergantungan,
foto menu berukuran besar,
tentu saja tujuannya untuk menarik minat para pembeli.
Salah satu contohnya,
foto minuman dingin yang saya ambil.
Entah bagaimana rasanya,
namun dari gambarnya cukup meyakinkan.
Lanjut ke pembahasan menu,
sundae toast yang sangat tak bisa ditolerir lagi.
Pertama, rotinya nggak enak, teksturnya keras,
tepian rotinya terlalu hangus.
And then irisan pisangnya terlalu besar dan tebal,
sedangkan rasa pisangnya nggak manis sama sekali.
Berikutnya...
rasa ice cream yang aneh banget.
Kami berdua cukup menyukai ice cream,
bermacam-macam harga dan rasa ice cream
pernah kami coba.
Tapi yang kemarin, ice creamnya rasa vanilla,
malah nggak berasa vanilla namun berasa tepung terigu,
iiiuuuhhhh
mungkin itu ice cream homemade yang mana
mereka belum mempelajari betul...
bagaimana rasa ice cream yang seharusnya.
Memang harganya murah meriah,
untuk 3 macam menu hanya 42 ribu rupiah.
Setelah selesai membayar,
saya pun tak terlalu heran,
harganya murah mau rasa enak ya sulit.
Padahal semenjak awal datang,
saya berekspektasi tinggi,
melihat tempatnya yang lumayan cozy.
Ah ternyata rasa dan pelayanannya mengecewakan.
Kalau anda mampir ke kota Boyolali,
saya sarankan ke tempat lain,
jangan mau dikecewakan seperti kami berdua.
Dan...
yang membuat malam minggu kali ini kelabu
adalah perpaduan dari
salah tempat makan dan kehujanan.
Selama perjalanan berangkag maupun pulang,
kami terpaksa berteduh berkali-kali karena guyuran hujan yang sangat deras.
Terlebih lagi,
saat perjalanan pulang ke Salatiga...
kami berdua benar-benar basah kuyup.
Tas dan isinya basag, apalagi baju dan rambut meskipun
sudah pakai jas hujan dan jaket.
Nampaknya kali ini,
kami salah perhitungan.
Karena pada siang hari cuacanya cukup cerah,
bukan berarti aman untuk berkendara naik motor keluar kota.
Sudah basah kuyup,
makanan tak enak pula...
dengan memendam kekecewaan masing-masing,
kami pulang.
Sesampainya di kontrakan,
saya langsung membersihkan badan yang semakin gatal-gatal
terkena air hujan.
Wah, saya takkan kedua kalinya mampir makan di tempat itu,
dan berusaha cari waktu yang lebih baik
untuk perjalanan jauh keluar kota.
Kalau nggak gini, nggak bisa belajar sesuatu kan... :)
No comments:
Post a Comment