Thursday, January 23, 2014
Pengalaman jadi anak kost
Kalau boleh saya bilang,
Salatiga ini adalah kota bisnis.
Bagaimana tidak, beraneka macam bisnis bertumbuh subur disini,
seperti usaha kost, tempat makan, jasa laundry, jasa pengetikan,
dan masih banyak lagi.
Memang kotanya nggak sebesar Semarang, dan Solo,
namun banyak orang berbondong-bondong mencoba peruntungannya disini.
Bila anda pernah atau akan berkunjung kesini, coba amati...
sebagian besar rumah digunakan sebagai tempat usaha.
Salah satu yang bertumbuh sangat subur adalah rumah kost,
dengan berbagai macam harga dan fasilitas.
Seperti yang pernah saya ceritakan,
sebelum memutuskan untuk mengontrak rumah,
status saya adalah anak kost.
Sejak dulu,
hidup di kost bukanlah hal baru,
yang membuatnya baru adalah tiap kali
pindah tempat kost.
Tempat baru dengan segala macam penyesuaian yang
baru juga.
Berikut ini pengalaman saya pribadi,
yang pernah jadi anak kost selama kurang lebih 8 tahun.
1.Hidup hemat belum tentu sehat.
Nasi kucing, nasi rames, mie instant rasanya sudah identik dengan
gaya hidup ala anak kost.
Kalau mau dibilang hemat sebenarnya nggak juga lho,
sekali beli nasi kucing plus lauk saja bisa sekitar 6500 rupiah,
kalau makan mie instant di warung plus teh hangat juga sama
sekitar 6500 rupiah.
Bagi saya pribadi,
hidup ala anak kost yang seperti itu adalah gaya hidup tidak sehat.
Saya yang sebelumnya tidak seberapa suka mie instant,
saat di kost, saya ikut terpengaruh teman lain,
dalam seminggu mungkin bisa 3 atau 4 kali makan mie instant.
Bukannya bermaksud untuk menyalahkan teman, karena itu adalah keputusan pribadi,
namun iming-iming bisa menghemat uang lalu uang lebihnya
bisa untuk keperluan lain adalah alasan terkuat saya
untuk rutin makan mie instant.
Bahkan pernah, perut saya sakit luar biasa, buang air besar nggak lancar,
gara-gara terlalu sering makan mie instant.
Saat uang di dompet tinggal beberapa belas ribu rupiah,
dan kiriman uang dari orang tua belum kunjung datang,
rasanya mie instant adalah penyelamat untuk keadaan ini.
Lagi nggak ada duit, makan mie instant bareng teman-teman,
uh rasanya selangit!
Saya masih ingat, ada salah satu teman kost namanya Nico,
yang nggak bisa hidup tanpa mie instant,
bayangkan 2 sampai 3 bungkus sekali makan, dan dalam satu hari
bisa 3 kali.
Sudah sempat saya menasehatinya, untuk berhemat juga ada cara lain yang lebih sehat,
daripada berkelanjutan makan mie instant, namun dia tak menghiraukannya,
karena memang dia sudah sampai pada taraf kecanduan mie instant.
ooohhhh man.
2. Peraturan yang dibuat sengaja untuk dilanggar.
Namanya juga anak kost,
berbagai suku, ras, agama campur menjadi satu tinggal dalam
satu atap, berbagi satu dapur, dan toilet,
pasti butuh proses adaptasi yang cukup lama.
Setelah saya amati dan renungkan,
beberapa kali tinggal di rumah kost yang berbeda pasti
ada peraturan yang berbeda karena pengelola kost yang
berbeda juga.
Mulai dari jam malam, kunci pintu gerbang, lalu tarif tambahan untuk
alat elektronik, dan lain sebagainya.
Sebanyak apapun pengelola kost membuat peraturan,
sebanyak itu pula saya melanggarnya.
Hampir semua kost di Salatiga,
ada peraturan ketat mengenai batas pulang malam.
Entah takut terjadi hal buruk pada anak kost,
atau dari pihak pengelola sudah ngantuk dan capek
jadi nggak bersedia menunggu lebih lama, hahaha!
Yang jelas,
setiap pindah rumah kost rasanya kurang afdol kalau nggak
melanggar peraturan yang dibuat,
apalagi kalau pengelola kostnya cerewet, pelit,
mau tahu aja,
wah hasrat saya untuk melanggar peraturan semakin besar
dan tak terkendali.
Sebenarnya peraturan tentang jam malam,
jaga kebersihan kamar dan kamar mandi adalah yang paling dasar
dari setiap tempat kost.
Jadi daripada saya melanggar hukum,
lebih baik saya melanggar peraturan kost yang tidak diberi materai
ataupun ada kuasa hukumnya ;)
Melanggar jam pulang malam adalah hal terindah kawan-kawan,
biasanya saya sengaja berlama-lama ngobrol, nongkrong,
bercanda, agar lewat jam malam, dan pintu gerbang maupun pintu
masuk kost sudah tertutup rapat.
Saat itu mau tak mau saya harus membangunkan pengelola kost,
dan dia juga suka tak suka harus bangun,
karena saya pulang bersama anak-anak kost yang lain,
alias kami sudah kompak mau pulang malam, kena kau!
Diomeli itu sudah biasa,
saya hanya iya iya saja, berikutnya pasti melanggar lagi.
Pernah juga saya tinggal di rumah kost yang masing-masing diberi
kunci pintu gerbang sendiri,
tapi tiap kali pulang malam ibu kost juga ikut bangun untuk bukain pintu,
nah..apa gunanya bawa kunci coba?!
Bukan maksud saya untuk merepotkan namun,
dia sendiri yang berinisiatif.
3. Ibu kost oh ibu kost
Tinggal beberapa kali di rumah kost yang berbeda,
memberi pengalaman kepada saya untuk berkenalan
dengan berbagai macam tipe ibu kost.
Ada yang pelitnya keterlaluan,
sampai kalau saya keluar kamar dan lupa mematikan lampu,
dia buru-buru masuk kamar menggunakan kunci cadangan
dan mematikan lampu kamar saya,
walah kalau menurut saya itu lancang.
Setiap bulan saya sudah membayar beberapa ratus ribu
untuk uang sewa sekaligus uang listrik dan air,
kenapa harus sebegitunya ya.
Hhmmmmm selanjutnya ada janda kesepian eh ibu kost
kesepian.
Kegiatannya mengamati aktivitas dan gerak-gerik anak kost,
pergi kemana, naik apa, dengan siapa,
pacarnya yang mana, kerja dimana, kuliah jurusan apa,
gajinya berapa, anaknya siapa, nilainya berapa,
aaarrgghhhh!
Dibaca aja sudah menyebalkan, apalagi saya pernah mengalami
punya ibu kost yang rasa ingin tahunya sangat besar
akan kehidupan pribadi anak-anak kost.
Maka saya juga nggak kalah iseng,
saya sering berbohong kalau ditanya,
saya habis pergi kemana, dengan siapa,
ngapain aja...
secara orang tua saya saja tak sedetail itu kalau
bertanya.
Tentu saja nggak bisa menghindar dari ibu kost,
apalagi kalau dia memang tinggal di dekat rumah kostnya,
hanya bisa bertingkah laku lebih bijak alias
mengatur waktu agar tak terlalu sering bertemu,
atau pasang mimik wajah mengantuk agar tak terlalu lama
diajak ngobrol.
Tetap berlaku sopan,
namun saya usahakan tak terlalu sering bertatap muka,
alasannya ya cuma satu, saya tak suka dia tahu
terlalu banyak tentang kehidupan pribadi saya.
3. Uang
Topik yang satu ini memang bisa untuk segala usia,
apalagi kalau bukan uang.
Yang pernah hidup di kost,
kemungkinan besar pernah juga mengalami kegalauan
seperti yang saya alami.
Kebutuhan dan keinginan yang tidak sesuai dengan
jumlah kiriman.
Alamak, mengatur uang kiriman uang orang tua untuk
bertahan hidup sampai sebulan penuh memang butuh usaha ekstra.
Ditambah lagi kalau ada pengeluaran tambahan,
seperti beli obat saat sedang sakit, atau beli buku.
Yang bikin lebih sulit adalah berbagai macam keinginan,
beli baju, tas, asesoris, dan beratus keinginan lainnya.
Dulu,
salah satu teman kost saya ada yang sampai hati berbohong
pada orang tuanya untuk mengirim uang lebih banyak,
yang mana digunakan untuk foya-foya membeli alat elektronik seperti
mesin pemanas air minum, dvd player dan sebagainya.
Yang lebih menyedihkan,
orang tuanya sampai rela berhutang demi mewujudkan keinginan
sang anak.
Saya pun nggak lebih baik dari dia,
perah juga berbohong karena uang sudah mepet,
tapi bukan dalam jumlah besar,dan orang tua saya
tak perlu berhutang untuk itu.
Ini hanya pembelaan saja,
namanya bohong tetaplah bohong,
nggak pandang jumlah atau porsi.
Pengalaman jadi anak kost,
membuat saya sadar betapa banyaknya uang yang harus dikeluarkan
setiap bulan,
untunglah sekarang saya sudah bertobat :)
4.Kost adalah tempat yang nyaman.
Seringkali harapan orang tua,
dengan anaknya ngekost diluar kota bisa hidup mandiri.
Latihan cuci baju sendiri, masak, menyetrika,
mengatur uang, dan hal lainnya.
Namun dari pengalaman saya nih,
kost adalah tempat yang nyaman,
jauh dari pengawasan orang tua.
Mau tidur siang berapa jam, mau begadang sampai pagi,
mau nggak mandi, nggak gosok gigi, nggak cuci muka,
semuanya bisa, dan nggak diomeli orang tua.
Jadi bagi para pemalas,
waspadalah saat anda hidup di kost...
karena tidak ada yang mengatur dan menasehati,
bisa menjalani gaya hidup apapun sesuai dengan keinginan.
Saya kenal begadang sejak di bangku SMU,
diperpanjang saat kuliah juga,
begadang ala saya pribadi belum tentu belajar, mengerjakan tugas kuliah
begadang bisa ngobrol dengan teman sampai subuh,
atau nonton film seri.
Menyenangkan tapi nggak berguna,
saya menyesal juga mengingat banyak waktu yang terbuang
untuk hal-hal yang tidak penting,
Tidak semua anak kost jadi pemalas,
ada beberapa yang rajin namun jumlahnya lebih sedikit.
Ah kost memang zona nyaman
bagi para pemalas.
5.Pengalihan
Bagaimana pun juga lingkungan sekitar itu memberi pengaruh baik atau
buruk pada kehidupan kita.
Memang tidak sepenuhnya berpengaruh, kalau kita tegas mengambil langkah.
Maka dari itu, memilih rumah kost nggak semudah yang dipikirkan,
harus ada bobot,bibit, bebetnya juga,
karena itu bakalan jadi rumah kedua.
Selama ini banyak cerita suka dan duka dari hidup ngekost,
mulai dari ibu kost juga teman kost yang resek,
airnya mampet,
listrik mati seharian,
atap kamar bocor,
dan masih banyak msalah lainnya.
Bertemu dan hidup bersama banyak teman baru memang asyik,
bisa bertukar cerita, berbagi makanan,
pergi bersama, nonton film bareng dalam satu kamar.
Dulu,
saya sering nonton film seri, sampai bolos kuliah.
Sungguh kebiasaan yang buruk,
tapi rindu juga saat-saat itu.
Hidup di kost memberi pengalaman yang luar biasa,
terutama tentang bagaimana cara bertahan hidup.
Walaupun uang kiriman belum kunjung datang,
harus tetap semangat dan beraktivitas seperti biasa.
Meskipun ibu kost resek, dia tetap pemilik kost,
kalau terlalu bandel bisa jadi saya yang diusir dari rumahnya.
Coba kalau saya belum pernah merasakan jadi anak kost
mungkin sekarang masih belum mandiri,
dan bisa sekuat ini bertahan hidup.
Saya merasa beruntung pernah mengalami bagaimana
asam garam hidup ngekost,
bisa mengambil hal baik dari hal tersebut.
Untuk para anak kost, yang sudah kerja atau masih kuliah,
nikmatilah masa-masa itu,
dan pergunakan waktu dengan bijak.
Karena masa kini adalah hadiah terindah,
dan kebiasaan setiap harinya mempengaruhi hari esok.
Semangat!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kartu Perdana Murah Smartfren
ReplyDeleteBeli Kartu Perdana Smartfren 4g 1ON+ 9GB++ ON 365 Hari
https://tokopedia.link/VxwpenAhR9 dengan Bebas Ongkir, Sekarang!
#smartfren #gratisongkir #365hari #kuota #kartuperdana #simcard #murah