Monday, December 30, 2013
Parade jemuran
Foto di atas saya ambil dari internet,
terinspirasi oleh pemikiran...
"kira-kira aktivitas apa yang dilakukan oleh bule-bule
saat matahari sedang bersinar terang"
Bulan desember seharusnya hujan mengguyur hampir setiap hari,
tapi akhir-akhir ini, entah hujan pergi kemana.
Salatiga panas, gerah, sumuk, pokoknya matahari bersinar cerah,
seolah-olah berada di pertengahan tahun.
Kalau para bule diatas sedang menikmati beach volleyball mereka,
alias volly pantai...
masyarakat di sekitar perumahan sinar pattimura
justru lebih mementingkan jemurannya.
Nggak kepikiran deh mau maen volley ball,
apalagi disini nggak ada pantai.
Kecuali mau menempuh jarak 3 sampai 4 jam,
ada banyak pantai di sekitar Jogjakarta.
Itupun, setahu saya jarang ada yang main volley,
masyarakat lebih suka berjemur, main air,
naik perahu,
and of course foto-foto.
Mungkin kalau ada yang main volley ball di pinggir pantai,
malah dibilang aneh.
Karena nggak sesuai dengan kebiasaan yang banyak dilakukan
oleh penduduk sekitar sana.
Sebenarnya sih nggak masalah,
mau main volley ball atau games pantai lainnya...
masalahnya adalah hal tersebut baru atau masih asing.
Kebiasaan seperti beach volley ball, uhm hiking,
fishing, memang tak terlalu banyak peminatnya.
Terutama di Salatiga,
yang saya lihat kalau matahari sedang bersinar terang,
orang-orang pada sibuk nyuci baju, tas, dan lain-lain.
Ini dia Mr.Software Engineer sedang berpose
di depan jemuran baju dan kasur milik saya.
Mumpung panas,
sarung bantal, guling semua dicuci.
Ditambah kasur serbaguna sekalian dijemur,
biar nggak lembab, bobok juga makin nyenyak.
Untung tetangga berbaik hati,
memperbolehkan saya numpang jemur baju dan kasur di halamannya.
Panas sinar matahari saat itu,
memang luar biasa sehingga cukup mengeringkan semua jemuran.
Termasuk sweater berbahan tebal pun kering,
luar biasa!
Maka dari itu,
minggu kemarin saya beri julukan,
minggu parade jemuran.
Foto jemuran diatas adalah milik tetangga sebelah rumah persis,
namanya pak Soleh.
Dia hanya tinggal bersama satu putrinya,
yang masih duduk di kelas 6 SD.
Ada satu lagi putranya namun nampaknya
tinggal di pondok pesantren.
Jadi putranya hanya pulang sesekali saja.
Biasanya pak Soleh jarang menjemur di luar,
mungkin tergoda dengan teriknya sinar matahari.
Akhirnya dia juga memutuskan ikut parade jemuran ini.
Lihat lebih detail di foto itu,
sepatu milim putrinya juga turut dijemur.
Turut dijemur pula jas hujan miliknya,
yang biasanya dipakai sehari-hari untuk pergi kerja.
Memang kalau musim hujan,
sepatu dan sandal yang kita pakai penuh kuman,
dan bau nya tak sedap terkena guyuran air hujan.
Dan parade jemuran,
semakin banyak peminatnya....
Peserta parade jemuran berikutnya,
milik ibu Yulis.
Salah satu faktor yang bikin saya betah tinggal di perumahan ini,
adalah bertetangga dengan beliau.
Hampir setiap hari selalu ada saja yang dibagikan,
mulai dari camilan sampai makanan berat.
Kalau sedang ada waktu, beliau masak untuk dibagikan juga,
enak kaaannnn...
Bu Yulis, tidak setiap hari memcuci baju,
karena faktor pekerjaan rutin sehari-hari.
Selain itu, beliau juga dibantu oleh tenaga mesin,
jadi nggak terlalu memberatkan.
Selagi ada waktu dan ada matahari,
kami para penghuni perumahan sinar pattimura
berbondong-bondong untuk menjemur pakaian.
Beda dengan beberapa waktu lalu,
hampir setiap hari mendung gelap lalu turun hujan.
Bagi yang mencuci sendiri, nggak pakai jasa laundry,
musim hujan adalah masa-masa merepotkan.
Mulai dari pakaian dalam, kaos sehari-hari di rumah,
bahkan jeans dan jaket nggak akan kering,
Even pakaian dalam yang tipis aja nggak kering,
apalagi yang lain hhmmmmm.
Hujan yang turun dari hari ke hari,
dari siang sampai malam...
membuat tumpukan baju nggak kering terpaksa saya
masukkan ke dalam rumah dan membuat bau yang hhmmm
lembab nggak enak.
Bagi yang tinggal di daerah dataran tinggi sepert Salatiga,
musti lebih sabar menghadapi musim hujan.
Sekali hujan, bakalan hujan melulu
every single day.
Karena saya mencuci manual,
otomatis nggak punya fasilitas mesin untuk membantu mengeringkan.
Sempat terpikir juga,
wah apa nge-laundry aja ya...
di Salatiga jasa laundry sangat banyak.
Mereka menyediakan beragam fasilitas dan harga,
ada yang per kilo nya nggak sampai 10 ribu rupiah.
Setelah melalui berbagai pertimbangan,
maka....
saya pribadi,
kurang percaya dengan jasa laundry.
Mereka tidak benar-benar mencuci bersih,
hanya merendamnya dengan pewangi lalu dikeringkan.
Dulu, beberapa kali saya pernah coba melaundry spreindan
bed cover namun hasilnya mengecewakan.
Hanya bau wangi semerbak yang bikin pusing,
dan bagian kotornya masih belum bersih.
#payah.
Mana ada yang mau,
memakai selimut yang masih kotor,
dengan bau wangi kuat menusuk hidung.
Sejak saat itu saya memutuskan untuk
berjuang mencuci sendiri.
Khusus bed cover saya kirim pulang ke rumah untuk
dicucikan di sana.
Rata-rata tetangga saya memiliki mesin cuci,
untuk mempermudah mereka.
Karena merasa belum perlu,
saya masih mencuci manual.
Pakaian kotor direndam 20 menit lalu dibilas,
dan lanjut dijemur.
Kalau ada noda, dipisahkan dan akan saya kucek
sampai bersih.
Mencuci adalah salah satu olahraga gratis,
selai nyapu dan ngepel rumah kontrakan.
Dengan mencuci sendiri,
kebersihan pakaian lebih terjamin.
Anti luntur atau bahkan tertukar dengan baju orang lain,
seperti kebanyakan kasus yang terjadi di jasa laundry.
Selain itu,
mencuci sendiri lebih hemat daripada menggunakan mesin cuci.
Badan sehat, biaya listrik bulanan pun hemat.
Baju jenis apapun bisa saya tangani dengan cara manual,
mau batik sutra, jeans belel, jaket buku, bahkan gaun pesta.
Ditambah pengalaman mencuci saya,
sudah 10 tahun...
wah untuk ukuran kerja kantor udah lumayan nih gajinya hahaha!
Minggu kemarin adalah saat yang unik,
di mana kami serentak menjemur pakaian.
Melakukan hal yang sama,
untuk mendapatkan hasil yang sama pula.
Andai beberapa hal lainnya,
bisa sekompak parade jemuran ya...
Pelayanan di gereja, bisa melayani bersama,
untuk tujuan bersama.
Pekerjaan di kantor bisa kompak, serentak pada giat dan rajin
pasti para bos dan karyawan pun bisa sama-sama senang.
Parade jemuran juga nggak kalah menyenangkan lho...
kami biasanya bertemu dan saling menyapa....
sambil bertanya keadaan tentang jemuran masing-masing.
Parade jemuran bisa mengakrabkan satu sama lain,
indahnya kebersamaan :)
Saturday, December 28, 2013
My two sunny days
Wow! bulan desember dalam beberapa hari lagi akan habis.
Dan ini adalah holiday season,
libur natal lanjut akhir tahun.
Salatiga nampak lebih ramai dibandingkan hari-hari biasa,
banyak mobil plat a.k.a nomor polisi luar kota bahkan luar pulau beredar di sini.
Hotel penuh, tempat makan penuh,
bahkan alun-alun pancasila pun penuh sesak dengan pengunjung.
Hampir bisa dipastikan,
saat-saat inilah yang ditunggu para penjual makan, barang,
maupun penyedia jasa.
Sampai awal januari nanti baru menggeliat lagi,
rentetan kegiatan seperti semula ya g harus dijalankan.
Sudah saya bahas di blog sebelumnya,
bahwa liburan kali ini memutuskan untuk di rumah kontrakan saja.
Acara mudik akan saya tunda
sampai akhir bulan januari tahun depan.
Alasannya?
Karena itu berdekatan dengan hari raya imlek,
waktunya dapat angpao yang hanya terjadi setahun sekali.
Horraaayy for that! ;)
Karena selama liburan ini,
hanya berada di Salatiga saja, saya putar otak biar liburan kali ini
nggak berasa garing.
Seolah alam mengerti isi hati saya,
2 hari terakhir ini nggak ada hujan di Salatiga.
Sebenarnya hujan pun masih bisa beraktivitas,
pergi kemana-mana.
Tapi nggak lucu juga kalau badan basah kuyup naik motor,
pergi ke suatu tempat, nunggu sampai hujan reda,
dan berakhir hanya di kasur karena sakit.
Nggak oke banget deh!
Di tengah-tengah saya mempersiapkan hati
agar nggak bosan kalau hujan turun setiap hari,
terjadilah keajaiban!
Yang biasanya dari jam 11 siang sampai malam hujan tiada henti,
2 hari terakhir ini sinar matahari berseri-seri sepanjang hari.
Plus, dua teman lama yang dayang mengunjungiku,
mumpung mereka lagi liburan juga.
Salah satu hal menyenangkan dari cuaca panas adalah
bisa hang out rame-rame!
Mariiiiiiiii....
Friday, December 27, 2013
saya hang out berdua saja bersama agel.
Seperti yang nampak di foto,
kami akan menikmati vegetarian pizza porsi medium.
Sengaja memilih porsi medium, dan bukan large
karena kami sebelumnya sudah makan nasi cap cay.
Jadi hanya mau ngemil-ngemil cantik,
hahaha!
Sesuai dengan namanya medium portion,
jadi nggak terlalu gede.
Isinya 8 slices, bisa untuk berdua atau bertiga,
harganya pun murah...hanya 30 ribu rupiah.
Oh iya hampir aja lupa,
tempat kami makan pizza ini di kedai kopi merah putih.
Terletak di sekitaran jalan diponegoro,
dekat kampus UKSW a.k.a Satya Wacana.
Kalau anda sedang iseng baca blog ini,
mungkin bingung mau liburan kemana?
yang murah tapi tetap asyik?
Salatiga mungkin belum pernah terpikirkan,
untuk menjadi destinasi liburan anda.
Jangan memandang sebelah mata,
di kota kecil ini banyak spot kuliner yang jossss!
Anda bisa baca keterangannya di blog saya sebelumnya,
atau kalau serius minat mau ke Salatiga dan butuh guide,
silahkan hubungi saya di 087834670700 :)
Kedai itu cukup sepi ketika kami tiba di sana,
mungkin belum jam-jam makan malam ya.
Untuk ukuran seporsi medium vegetarian pizza,
harganya cukup murah dibandingkan dengan kedai atau cafe lain yang
juga menjual aneka menu pizza.
Rotinya empuk, toppingnya ada
red and green paprica, bawang bombay, jamur,
and mozarella cheese.
Kalau foto di atas kurang jelas,
foto yang berikut mungkin bisa lebih detail.
looks delicious kan ;)
Apalagi disantap selagi hangat,
kombinasi antara rotinya yang empuk, mozarella cheese yang meleleh,
renyahnya sayuran, dan rasa khas jamur kancing memanjakan lidah kami berdua.
Potongan pertama masih bersemangat,
dan optimis bisa menghabiskan.
Keraguan timbul pada potongan kedua,
uhm....sudah berasa kenyang dan kurang yakin,
apa bisa menghabiskannya.
Saya dan agel menyerah pada potongan kedua,
dan memutuskan untuk berhenti makan.
Sebelum terjadi hal-hal yang tidak di ingunkan.
hahaha!
Potongan ketiga dan seterusnya,
kami bungkus saja.
Hari itu kami puas tertawa, makan, dan keliling kota Salatiga,
tentu saja greenny mumbee sangat berjasa dalam mengantar kami ke tempat
tujuan.
Esok harinya, tepatnya hari sabtu tanggal 28 desember,
hang out ronde kedua.
Kali ini formasi komplit,
ada Mr.Software Engineer dan rony.
Saya memutuskan untuk mengundang dan mentraktir mereka,
di ki penjawi,
salah satu spot kuliner di Salatiga.
Perkenalkan dari kiri ke kanan,
Agel, Rony a.k.a Marvel, dan Mr.Software Engineer.
Kami berempat punya hobby yang sama
yaitu maling alias makan keliling.
Ki Penjawi ini tempatnya sangat kental dengan budaya jawa,
banyak ukiran kayu, patung, lukisan dan bahkan ada delman juga becak.
Ornamen pelengkap di kedai ini sangat banyak dan detail,
bagi anda yang suka kebudayaan jawa, harus mampir kesini.
Bangunannya khas jawa,
tapi menu yang tersedia sangat beragam.
Ada chinese food seperti nasi goreng, kwetiaw,
bagi yang demen western food ada beraneka macam steak and pasta.
Mereka bertiga memilih menu fresh juice untuk minumannya,
kalau saya prefer secangkir hot jamaican rum coffee.
Kurang afdol, kalau hang out tanpa secangkir kopi.
Tempat parkirnya cukup luas dan teduh,
hal itu menjadi pertimbangan penting bagi saya untuk
memilih tempat nongkrong.
Tak lama setelah kami tiba di sana,
hujan turun dengan derasnya.
Aaahhhhh nikmatnya angin dingin,
digabung dengan bau khas air hujan yang terkena tanah.
Untung saya sudah meneduhkan jemuran,
tidak ada lagi kegalauan di hati :)
Sepanjang makan, kami bercerita tentang banyak hal,
tentang pekerjaan, relationship, sampai model baju.
Nggak pernah mati bosan kalau ngobrol rame-rame,
karena selalu ada saja topik yang bisa dibahas.
Tak jarang kami jadi pusat perhatian para waitress di situ,
secara kami ngakaknya keras, terutama saya!
Perut sudah kenyang,
hujan sudah reda.
Saatnya kami pindah tempat hang out,
and next destination is tempat karaoke.
Yuhuuuu, tempat karaoke pun
bisa menjadi tempat untuk narsis.
Honestly, saya jarang punya keinginan untuk berkaraoke,
untuk nyanyi iseng dengan suara pas-pas an aja harus bayar mahal.
Menyanyi 2 jam, di satu ruangan sempit,
dibandrol harga 116 ribu.
Hhhhmmm kalau saya pribadi lebih suka beli buku,
dan menyanyi gratis di kamar mandi ;)
Namun sesekali boleh lah, berkaraoke
apalagi rame-rame kayak gini jarang terjadi.
Ukuran kota kecil seperti Salatiga,
tempat karaokenya cukup menjamur.
Baik family karaoke seperti yang kami datangi,
maupun karaoke plus-plus dengam lampu remang-remang
dan bau minuman keras yang mencuat keluar.
Bernyanyi bergantian selama 2 jam ternyata capek juga,
hampir semua genre lagu kami coba nyanyikan
including dangdut koplo :)
Lelahnya badan nggak akan berasa,
dibandingkan dengan rasa senang berkumpul bersama mereka.
Ternyata liburan kali ini,
walaupun nggak pergi keluar kota tapi justru sangat asyik.
Dan tentu saja biaya yang dikeluarkan juga lebih sedikit,
tidak ada pengeluaran untuk naik bis dan naik taxi.
Sekian catatan jalan-jalan saya kali ini,
dan tentu saja akan berlanjut di catatan berikutnya.
Thanks guys karena sudah membuat liburan saya kali ini,
jadi special.
Terima kasih alam,
karena sudah mengijinkan matahari hadir selama 2 hari terakhir ini.
Dan ini adalah holiday season,
libur natal lanjut akhir tahun.
Salatiga nampak lebih ramai dibandingkan hari-hari biasa,
banyak mobil plat a.k.a nomor polisi luar kota bahkan luar pulau beredar di sini.
Hotel penuh, tempat makan penuh,
bahkan alun-alun pancasila pun penuh sesak dengan pengunjung.
Hampir bisa dipastikan,
saat-saat inilah yang ditunggu para penjual makan, barang,
maupun penyedia jasa.
Sampai awal januari nanti baru menggeliat lagi,
rentetan kegiatan seperti semula ya g harus dijalankan.
Sudah saya bahas di blog sebelumnya,
bahwa liburan kali ini memutuskan untuk di rumah kontrakan saja.
Acara mudik akan saya tunda
sampai akhir bulan januari tahun depan.
Alasannya?
Karena itu berdekatan dengan hari raya imlek,
waktunya dapat angpao yang hanya terjadi setahun sekali.
Horraaayy for that! ;)
Karena selama liburan ini,
hanya berada di Salatiga saja, saya putar otak biar liburan kali ini
nggak berasa garing.
Seolah alam mengerti isi hati saya,
2 hari terakhir ini nggak ada hujan di Salatiga.
Sebenarnya hujan pun masih bisa beraktivitas,
pergi kemana-mana.
Tapi nggak lucu juga kalau badan basah kuyup naik motor,
pergi ke suatu tempat, nunggu sampai hujan reda,
dan berakhir hanya di kasur karena sakit.
Nggak oke banget deh!
Di tengah-tengah saya mempersiapkan hati
agar nggak bosan kalau hujan turun setiap hari,
terjadilah keajaiban!
Yang biasanya dari jam 11 siang sampai malam hujan tiada henti,
2 hari terakhir ini sinar matahari berseri-seri sepanjang hari.
Plus, dua teman lama yang dayang mengunjungiku,
mumpung mereka lagi liburan juga.
Salah satu hal menyenangkan dari cuaca panas adalah
bisa hang out rame-rame!
Mariiiiiiiii....
Friday, December 27, 2013
saya hang out berdua saja bersama agel.
Seperti yang nampak di foto,
kami akan menikmati vegetarian pizza porsi medium.
Sengaja memilih porsi medium, dan bukan large
karena kami sebelumnya sudah makan nasi cap cay.
Jadi hanya mau ngemil-ngemil cantik,
hahaha!
Sesuai dengan namanya medium portion,
jadi nggak terlalu gede.
Isinya 8 slices, bisa untuk berdua atau bertiga,
harganya pun murah...hanya 30 ribu rupiah.
Oh iya hampir aja lupa,
tempat kami makan pizza ini di kedai kopi merah putih.
Terletak di sekitaran jalan diponegoro,
dekat kampus UKSW a.k.a Satya Wacana.
Kalau anda sedang iseng baca blog ini,
mungkin bingung mau liburan kemana?
yang murah tapi tetap asyik?
Salatiga mungkin belum pernah terpikirkan,
untuk menjadi destinasi liburan anda.
Jangan memandang sebelah mata,
di kota kecil ini banyak spot kuliner yang jossss!
Anda bisa baca keterangannya di blog saya sebelumnya,
atau kalau serius minat mau ke Salatiga dan butuh guide,
silahkan hubungi saya di 087834670700 :)
Kedai itu cukup sepi ketika kami tiba di sana,
mungkin belum jam-jam makan malam ya.
Untuk ukuran seporsi medium vegetarian pizza,
harganya cukup murah dibandingkan dengan kedai atau cafe lain yang
juga menjual aneka menu pizza.
Rotinya empuk, toppingnya ada
red and green paprica, bawang bombay, jamur,
and mozarella cheese.
Kalau foto di atas kurang jelas,
foto yang berikut mungkin bisa lebih detail.
looks delicious kan ;)
Apalagi disantap selagi hangat,
kombinasi antara rotinya yang empuk, mozarella cheese yang meleleh,
renyahnya sayuran, dan rasa khas jamur kancing memanjakan lidah kami berdua.
Potongan pertama masih bersemangat,
dan optimis bisa menghabiskan.
Keraguan timbul pada potongan kedua,
uhm....sudah berasa kenyang dan kurang yakin,
apa bisa menghabiskannya.
Saya dan agel menyerah pada potongan kedua,
dan memutuskan untuk berhenti makan.
Sebelum terjadi hal-hal yang tidak di ingunkan.
hahaha!
Potongan ketiga dan seterusnya,
kami bungkus saja.
Hari itu kami puas tertawa, makan, dan keliling kota Salatiga,
tentu saja greenny mumbee sangat berjasa dalam mengantar kami ke tempat
tujuan.
Esok harinya, tepatnya hari sabtu tanggal 28 desember,
hang out ronde kedua.
Kali ini formasi komplit,
ada Mr.Software Engineer dan rony.
Saya memutuskan untuk mengundang dan mentraktir mereka,
di ki penjawi,
salah satu spot kuliner di Salatiga.
Perkenalkan dari kiri ke kanan,
Agel, Rony a.k.a Marvel, dan Mr.Software Engineer.
Kami berempat punya hobby yang sama
yaitu maling alias makan keliling.
Ki Penjawi ini tempatnya sangat kental dengan budaya jawa,
banyak ukiran kayu, patung, lukisan dan bahkan ada delman juga becak.
Ornamen pelengkap di kedai ini sangat banyak dan detail,
bagi anda yang suka kebudayaan jawa, harus mampir kesini.
Bangunannya khas jawa,
tapi menu yang tersedia sangat beragam.
Ada chinese food seperti nasi goreng, kwetiaw,
bagi yang demen western food ada beraneka macam steak and pasta.
Mereka bertiga memilih menu fresh juice untuk minumannya,
kalau saya prefer secangkir hot jamaican rum coffee.
Kurang afdol, kalau hang out tanpa secangkir kopi.
Tempat parkirnya cukup luas dan teduh,
hal itu menjadi pertimbangan penting bagi saya untuk
memilih tempat nongkrong.
Tak lama setelah kami tiba di sana,
hujan turun dengan derasnya.
Aaahhhhh nikmatnya angin dingin,
digabung dengan bau khas air hujan yang terkena tanah.
Untung saya sudah meneduhkan jemuran,
tidak ada lagi kegalauan di hati :)
Sepanjang makan, kami bercerita tentang banyak hal,
tentang pekerjaan, relationship, sampai model baju.
Nggak pernah mati bosan kalau ngobrol rame-rame,
karena selalu ada saja topik yang bisa dibahas.
Tak jarang kami jadi pusat perhatian para waitress di situ,
secara kami ngakaknya keras, terutama saya!
Perut sudah kenyang,
hujan sudah reda.
Saatnya kami pindah tempat hang out,
and next destination is tempat karaoke.
Yuhuuuu, tempat karaoke pun
bisa menjadi tempat untuk narsis.
Honestly, saya jarang punya keinginan untuk berkaraoke,
untuk nyanyi iseng dengan suara pas-pas an aja harus bayar mahal.
Menyanyi 2 jam, di satu ruangan sempit,
dibandrol harga 116 ribu.
Hhhhmmm kalau saya pribadi lebih suka beli buku,
dan menyanyi gratis di kamar mandi ;)
Namun sesekali boleh lah, berkaraoke
apalagi rame-rame kayak gini jarang terjadi.
Ukuran kota kecil seperti Salatiga,
tempat karaokenya cukup menjamur.
Baik family karaoke seperti yang kami datangi,
maupun karaoke plus-plus dengam lampu remang-remang
dan bau minuman keras yang mencuat keluar.
Bernyanyi bergantian selama 2 jam ternyata capek juga,
hampir semua genre lagu kami coba nyanyikan
including dangdut koplo :)
Lelahnya badan nggak akan berasa,
dibandingkan dengan rasa senang berkumpul bersama mereka.
Ternyata liburan kali ini,
walaupun nggak pergi keluar kota tapi justru sangat asyik.
Dan tentu saja biaya yang dikeluarkan juga lebih sedikit,
tidak ada pengeluaran untuk naik bis dan naik taxi.
Sekian catatan jalan-jalan saya kali ini,
dan tentu saja akan berlanjut di catatan berikutnya.
Thanks guys karena sudah membuat liburan saya kali ini,
jadi special.
Terima kasih alam,
karena sudah mengijinkan matahari hadir selama 2 hari terakhir ini.
Thursday, December 26, 2013
Ibadah natal 2013 ( versi saya )
Seperti yang kita ketahui bersama,
natal adalah hari raya umat kristiani.
Saya ingat, waktu SD dari tahun ke tahun
ada soal ujian agama yang seperti ini...
"hari raya umat kristiani adalah..."
"hari raya umat muslim adalah...."
"hari raya umat budha adalah...."
dan soal serupa lainnya.
Entah yang bikin soal lupa kalau yang kayak begituan
sudah berkali-kali diujikan,
atau memang kurang kreatif.
Ok, back to the topic about natal,
ya seperti umat kresten lainnya, saya pergi ke gereja.
Natal tahun ini special,
karena nggak mudik dan nggak lihat pohon natal
yang segede gaban di rumah.
Mudik atau nggak,
natal bakalan tetap ada.
Saya bersama Mr.Software Engineer,
memutuskan ke gereja pada malam natal.
Tepatnya tanggal 24 desember 2013,
kebaktian jam 5 sore.
Dan beginilah kurang lebih suasana di gereja,
sesaat sebelum ibadah dimulai.
Maunya ibadah natal yang setahun sekali ini,
berjalan khidmat dan hati saya fokus seratus persen.
Sirna sudah harapan tersebut,
dikarenakan oleh beberapa hal...
yang akan saya uraikan di bawah ini:
1. Jarak tempat duduk yang nggak masuk akal!
Biasanya natal mudik, kali ini natal ikut ibadah di Salatiga.
Kalau hari-hari biasa,
jarak barisan tempat duduk satu dengan yang lainnya cukup luas.
Jadi kita yang ibadah juga nyaman,
nggak buru-buru pingin pulang.
Tapi ibadah natal kemarin benar-benar keterlaluan,
jarak tempat duduk sengaja dipersempit oleh panitia.
Mau duduk, berdiri, taruh tas susah minta ampun.
Nggak nyaman deh pokoknya.
Kalau memang jemaat yang datang bakalan lebih banyak,
bukan jarak kursinya yang dilersempit,
tapi kursinya yang ditambah.
Ditata dengan apik, agar kursi tambahan nggak menganggu
jalannya ibadah dan kenyamanan jemaat dalam mejalankan ibadah.
Bukannya khusuk malah bikin kasak kusuk nih!
2. Shit happen!
Terjadi saat kami menyanyikan lagu kedua,
ada yang kentut, shit! bau banget!
Telur busuk, ayam busuk,
pokoknya busuk deh.
Segera aku lirik Mr.Software Engineer yang duduk
persis di sebelah, ternyata kami mengalami penderitaan yang sama.
Bau kentut!
Ditambah range tempat duduk yang makin sempit dan berhimpitan
satu sama lain.
Alamak, mana mungkin bisa konsen kalau kayak gini.
Bau kentut busuk itu cukup menganggu..
Wahai engkau yang mengeluarkan gas sembarangan
dan tidak bertanggung jawab,
terima kasih sudah membuat aku nggak konsen.
Entah orang yang kentut mengalami masalah dengan buang air besar,
atau dia mengkonsumsi makanan dengan rasa atau bau yang menyengat.
Sehingga menghasilkan pembuangan gas yang aromanya bikin mual.
3. Masalah berikutnya adalah,
para orang tua yang membawa satu, dua, tiga atau bahkan lebih anak-anaknya.
Sama sekali nggak ada larangan untuk itu.
Malah aku iri, karena yang lain bisa beribadah natal bareng keluarga,
sedangkan aku hanya berdua saja.
Tapi sungguh anak-anak itu menganggu!
Merengek minta makanan, minta mainan, minta keluar,
minta pulang atau bertengkar dengan saudaranya.
Sekali lagi karena range kursi yang dipersempit itu
sangat memperburuk keadaan.
Anak-anak itu mondar-mandir dan berlari-lari disekitar
jarak kursi satu dengan yang lain.
Masak aku harus ngumpat di gereja, di hari natal pula,
berdosa banget ya.
Hahaha!
Namun dengan keadaan ibadah yang kayak taman bermain gini,
aku nggak tahan untuk diam saja.
Bagaimana jemaat bisa menikmati nyanyian bahkan khotbah.
Para orang tua pun ikut marah, mengomel
dan akhirnya membiarkan karena anak-anak mereka tetap bandel.
Omelan dan amarah itu terdengar sangat jelas,
karena jarak kursi yang sangat dekat.
So pasti hal ini juga sangat menganggu kenyamanan
dalam beribadah.
Mungkin akan lebih baik kalau ada tempat bermain khusus bagi
anak-anak sambil menunggui orang tuanya beribadah.
Ada wadah khusus gitu, jadi kenyamanan beribadah bisa
dirasakan oleh semua pihak.
4. Air Conditioner yang disetting tidak terlalu dingin,
atau karena jarak kursi yang terlalu dekat.
hhuuffttt...entahlah
Tapi suhu udara di dalam berasa panas,
dan aku nggak tawar dengan udara panas.
Gatal, resah gelisah dan tentu saja nggak bisa konsen.
Aku nggak semangat nyanyi,
formalitas saja bibir terbuka tertutup
kayak ikan hias didalam aquarium.
Percuma deh aku dandan,
kalau cuma mau keringetan didalam gereja yang AC nya segede gaban.
Plus aku pakai cardigan warna hitam,
lengkap sudah penderitaanku.
Ya ampun,
ibadah natal malah mengeluh melulu.
Payah, tahu gini aku nggak mau ikut ibadah natal,
kalau sepanjang ibadah hanya mengeluh dan mengumpat.
Kurang lebih sudah hampir 10 tahun aku bergereja di sana,
dan baru kemaren ikut ibadah natal.
Kayak gitu to ternyata...ckckck
Berasa barisan ikan asin yang dijual di pasar,
berdempetan satu sama lain.
Padahal, khotbah natal kali ini juga not too bad.
Sayang, situasi dan kondisi
yang kurang bersahabat.
Seharusnya memang ada panitia natal yang bertanggung jawab
atas ini semua.
Mulai dari penataan kursi samapi konsumsi,
semua sudah dibagi-bagi saat pembentukan panitia.
Siapa sih yang nggak suka punya banyak jemaat,
tapi siapa sih yang suka berdesak-desakan?
Jangan hanya, kuantitas jemaat atau banyaknya jumlah
persembahan natal yang diutamakan.
Kenyamanan jemaat dalam beribadah juga sebaiknya
mulai dipikirkan.
Ukuran nyaman disini memang berbeda-beda,
dengan kondisi masing-masing pribadi.
Namun apabila para panitia mau lebih lagi untuk
think out of the box...
pasti gereja bisa memuat lebih banyak jemaat tanpa
mengurangi kenyamanan dalam beribadah.
Semua ada jalan keluarnya kan?
Apalagi kalau sudah dibentuk panitia kan
nggak kerja sendiri, tapi work on team,
bisa minta saran dan bantuan.
Bukankah itu kegunaan team work?
Mungkin aku satu dari sekian ribu jemaat
yang membahas hal ini.
Yang lain mungkin tetap bisa berkonsentrasi penuh,
dengan keadaan seperti yang diatas.
Atau yang lain tak berani bicara, tak ada kesempatan,
atau tak ada wadahnya:)
Aku sendiri adalah bagian di salah satu unit yang dimiliki
oleh gereja, aku bekerja di unit radio.
Bukan maksudku juga untuk membeberkan
kekurangan dari sebuah organisasi gereja.
Justru dengan kekurangan, dengan pembelajaran
tiap tahun kita bisa banyak belajar (bagi yang mau).
Saat pertama kali aku terjun di dunia kepenyiaraan,
hampir setiap minggu aku dapat masukan ini itu.
Suaranya cemprenglah, kayak anak kecil lah,
lalu tarik nafasnya kedengeran banget lah, sususan mutar iklan
dan jingle nggak teratur lah, dan masih banyak lagi.
Dari situ aku banyak belajar,
dan merubah style siaranku, untuk kepentingan bersama.
Tak terasa sudah 2 tahun aku menjadi penyiar,
dan memang akhir-akhir ini sudah tak pernah ada masukan.
Namun bukan berarti aku berhenti membenahi diri.
Aku cukup sering merenung.
apa saja yang bisa ku perbaiki, ku tambah dengan hal baik,
aku kurangi atau bahkan aku hilangkan hal yang buruk.
Itu hanya skala radio komunitas kecil,
bukan skala gereja besar dengan jemaat yang berjumlah ribuan.
Sayang banget donk, bangunan gerejanya bagus, dekor natalnya oke punya,
pemain tamborinnya cantik-cantik, worship leadernya bersuara emas
tapi jemaat nggak dapat kenyamanan dalam beribadah.
Kalau jemaat nyaman, aku yakin mereka juga turut
mempromosikan, ayo ke gerejaku aja...hahaha!
Kalau gitu, aku juga turut menyarankan
pada anda yang mungkin tersesat sampai di blog ini,
ayo ke gerejaku tapi jangan pas natal, LOL!
Terus bagaimana?
Kalau cuma kasih kritik panjang lebar gini kan nggak menyelesaikan masalah.
Oh no, aku akan follow up hal ini,
dengan mengirimkan surat lalu ditaruh dikotak khusus kritik dan saran
untuk gereja.
Cukup fair kan?
Karena aku nggak mungkin diam saja,
atau mempengaruhi yang lain untuk demo natal, haha!
Mengirim surat adalah cara yang paling rasional,
dan paling bijak yang bisa ku lakukan.
Yang lain, yang merasakan hal sama tapi masih diam saja,
mungkin setelah membaca blog ini anda berubah pikiran?
Aku cukup percaya diri untuk mengirim surat berisi saran,
entah nantinya bakal ditindak lanjuti atau dibiarkan.
Yang penting, pihak berwenang sudah membaca dan syukur
kalau bisa menjadi bahan pertimbangan.
Ibadah bukan tentang kenyamanan materi seperti,
bangunan gereja megah, sounds system mahal, lalu
layarnya juga home theater,
percuma kalau mengelolanya nggak mikirin kepentingan banyak orang.
Saat Yesus mengajarkan doa bapa kami di bukit,
pasti nggak ada kursi dan nggak ada AC ataupun dishooting,
tapi mereka bisa duduk dimana saja, sambil mendengar Yesus berkhotbah
dan berdoa.
Oh indahnya....
Intinya, duduk berhimpitan dengan AC yang suhunya dikurangi
di malam natal itu nggak enak.
Foto diatas diambil oleh Mr.Software Engineer,
karena aku yang request.
Daripada bete, mending foto-foto deh hahaha!
Suasana jadi makin hot,
karena jemaat diajak menyalakan lilin bersama.
So sweet sih tapi sumuknya bukan main,
jarak tempat duduk yang terlalu dekat, AC yang nggak dingin,
anak kecik yang berisik!
Ini dikasih lilin untuk candle light christmas atau disuru bakar
orang, hahaha!
Aku berharap, ada salah satu panitian natal yang mampir ke blog ini,
silahkan tercengang, yang penting bisa belajar dari kekeliruan.
Sunday, December 22, 2013
Komunitas nebengers
Dua hari yang lalu saya membeli buku baru,
itu adalah buku keenam yang saya baca dibulan Desember.
Judulnya Cerita Nebeng,
sebenarnya bukan hal baru juga sih...
Karena beberapa minggu yang lalu,
saya baca berita online bahwa komunitas Nebengers
merayakan hari jadi mereka yang ke-2.
Ulasan berita online tersebut,
tidak memuaskan rasa ingin tahu saya.
Awalnya berniat untuk searching saja,
eh gayung bersambut...
saya menemukan bukunya.
Langsung saya beli :)
Tentu saja ulasannya jauh lebih komplit,
sembari membaca saya sering mengangguk dan
tertawa sendiri.
Benar-benar unik yang satu ini.
Salut!
Saya kira, sudah jarang orang yang punya niat baik,
juga dikemas menjadi tindakan baik.
Nebengers mengubah pemikiran saya.
Bahwa ternyata masih ada beberapa orang yang mau
diajak maju bersama,
demi kebaikan diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Nggak banyak omong, nggak pake teori berkepanjangan.
Dari ketulusan hati,
yang bisa dikemas apik hingga berdampak nyata.
Jossss tenan!
Kalau emang mau berguna bagi sesama,
pintar saja tidak cukup kawan.
Hati yang tulus, niat baik
menjadi perpaduan maut.
Nggak percaya?
Coba aja baca bukunya,
harganya juga relatif murah kok...hanya 38 ribu rupiah.
Namun setelah membacanya,
saya yakin anda akan berubah pikiran.
Dan kemungkinan besar,
mata hati anda akan terbuka lebih lagi
untuk menjalin kebersamaan dengan sesama.
Bagi yang malas baca buku,
ogah beli bukunya juga,
saya coba ulas untuk anda.
Semoga bermanfaat,
and you know what...ini kisah nyata ya
bukan kisah fiksi yang laris di pasaran.
Arti dan aplikasi nebeng,
memang berbeda bagi setiap orang.
Yang tinggal di kota besar,
nebeng itu tandanya masih perduli terhadap lingkungan.
Daripada satu mobil hanya diisi satu orang,
mending diisi maksimal kan..
Bisa menghemat penggunaan BBM,
yang jelas mengurangi polusi udara.
Saya mempunyai beberapa teman yang menetap di Jakarta,
hampir tiap hari status media sosial mereka,
berisi tentang keluhan macet.
"duh macet, mana hujan deres pula, laper :("
"beginilah nasib tinggal di sini, kalau nggak macet, nggak Jakarta namanya"
"coba ada mobil yang bisa terbang ya, pasti nggak macet gini"
"shiiittttt udah berangkat lebih pagi tetep aja kena macet!"
Hhhmmm daripada mengeluh berkepanjangan
yang tentu saja tak menyelesaikan masalah..
kenapa tidak mencoba think out of the box.
Seperti tindakan nyata yang sudah dilakukan oleh
teman-teman dari Komunitas Nebengers.
Seperti yang kita tahu, dengar, maupun baca,
beberapa waktu lalu sempat heboh,
global warming lah, lapisan ozon menipis lah, dll.
Namun seiring berjalannya waktu,
isu itu hanya kenangan dan dokumentasi.
Saya masih ingat ditegur oleh salah satu teman kuliah,
"kamu jangan keseringan pakai parfum, itu bikin tipis lapisan ozon"
hahaha!
Waktu itu, saya masih sangat cuek,
juga kurang wawasan.
Kalau mau saya berhenti pakai parfum,
ya tutup dulu pabrik parfumnya, baru saya berhenti.
Begitu kelakar saya yang tidak bijak kala itu.
Lama kelamaan, pembahasan itu menyurut.
Gini lho,
kalau mau turut menjaga kelestarian lingkungan,
ya nggak cukup dengan pake kaos bertuliskan go green,
atau update status go green.
Gimana,
udah buang sampah selalu pada tempatnya?
Udah mematikan atau mencabut alat-alat listrik
yang tidak terpakai?
Udah bawa tas sendiri kalau belanja?
Udah rutin service and ganti oli
kendaraan bermotor anda?
Banyak yang bisa dilakukan,
dan pastinya dimulai dari diri kita masing-masing.
Bagi anda yang tinggal di kota kecil,
contohnya seperti saya tinggal di Salatiga,
mungkin nggak pernah terpikirkan untuk nebeng atau memberi tebengan.
Ngapain harus nebeng?
Jalurnya kan beebeda, kepentingan masing-masing orang
juga berbeda.
Lagian males ah, takutnya disalah gunakan oleh
orang-orang yang punya niat jahat.
Mungkin di tengah jalan akan ditodong,
lalu semua isi dompet diminta.
Apalagi kalau baru pertama kali kenal, orang asing,
bukan kerabat, teman, ataupun tetangga.
Hiiiii...
Sekalipun memberi tebengan pada orang yang baik,
wangi dan bersih,
kita harus ngomong apa?
Wah, males juga harus repot-repot nyari topik pembicaraan.
Lagian Salatiga ini kota 15 menit,
jauh dekat bisa ditempuh dalam waktu segitu.
Bisa aja macet, hanya ada di jalan tertentu,
dan jam-jam tertentu.
Jam berangkat dan pulang beraktivitas entah sekolah, kuliah
atau bekerja,
ehm bisa juga macet karena ada karnaval, jalan santai,
pelebaran jalan, selain itu nggak pernah macet deh.
Kota kecil begini mah nggak perlu cari tebengan,
naik angkutan umum juga banyak.
Apalagi memberi tebengan,
harus waspada karena jaman sekarang nggak bisa
memprediksi mana yang baik dan jahat,
belum lagi kalau kita kasih tebengan ke orang yang bau badannya
menyengat banget, iiuuuhhh!
Sirna sudah semuanya,
setelah saya membaca buku Cerita Nebeng ini.
Jadi komunitas Nebengers,
spesialis memberi tebengan, mencari tebengan, share taxi.
Bisa dengan mobil, sepeda motor, atau taxi,
untuk dalam maupun luar kota.
Pikiran was-was harus anda tepis,
karena komunitas ini terjamin.
Jadi anda harus join dalam komunitas ini terlebih dulu
untuk main aman.
Baik bagi yang nyari tebengan maupun
bagi yang berbaik hati mau memberi tebengan.
Komunitas ini tak hanya bertemu lewat dunia maya,
mereka malah sering mengadakan acara gathering.
Misalnya event buka puasa, bertamasya, dinner bareng,
menjenguk teman yang lagi sakit bahkan sampai
futsal juga.
Dari berbagai cerita yang disuguhkan
dalam buku itu,
memang pada awalnya banyak yang ragu.
Keraguan terbesar adalah,
apa jaman sekarang masih ada orang baik yang mau
memberi tebengan tanpa mengharapkan imbalan yang membahayakan??
Apalagi komunitas Nebengers ini,
baru tumbuh subur di kota-kota besar seperti
Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogjakarta.
Hei, hari gini
di kota kecil aja rawan tindak kriminal apalagi
di kota besar.
Kenyatannya tidak demikian,
komunitas Nebengers ini bisa menepis semua pikiran buruk itu.
Tak kenal, maka tak nebeng gitu semboyannya.
Saya sangat menyarankan bagi anda yang tinggal di kota besar,
cobalah join di group ini.
Mungkin anda tak hanya dapat tebengan,
bisa juga dapat teman baru, komunitas baru, keluarga baru
atau malah pacar baru, hahaha!
Yang tinggal di kota kecil juga tak menutup kemungkinan kok,
daripada pergi bareng pakai mobil banyak,
mending satu mobil diisi penuh.
Dengan membaca buku ini,
saya juga akan mulai memberi tebengan.
Konsep memberi tebengan ini,
saya acungi dua jempol.
Kita bisa berbagi sekaligus berguna bagi sesama.
Yang dibutuhkan oleh orang-orang sekitar kita
adalah tindakan nyata.
Selama kita bisa melakukannya,
kenapa tidak kita coba.
Bukankah hidup terasa lebih indah,
kalau kita bisa berbagi.
Yang lebih penting lagi,
dengan memberi tebengan atau mencari tebengan,
kita membantu bumi untuk bertahan hidup.
Bagaimana kita bisa tetap cuek,
kalau tempat dimana kita berpijak sudah tercemari?
Pilihan ada di tangan kita,
mau tinggal di lingkungan yang sehat, damai, juga minim polusi
atau sebaliknya.
Toh kalau lingkungan menjadi lebih sehat,
kita yang diuntungkan.
Badan menjadi lebih sehat tentunya,
karena udara yang kita hirup itu minim polusi.
Kalau badan sehat,
apa yang kita kerjakan juga menjadi kebih maksimal.
Umur bumi juga lebih panjang,
karena kita para manusia tahu diri untuk merawatnya.
Saya juga berencana ikut join dalam group ini,
hehe!
Ok, untuk anda yang kebetulan mampir di blog saya,
dan sedang mencari tebengan untuk ke pusat kota Salatiga,
hubungi saya di 087834670700.
Menjadi berguna tidak sulit,
dengan memberi tebengan juga bisa.
Hal ini berguna bagi diri sendiri, orang lain
juga lingkungan kita.
Yuuukkk, for our better future :)
Solo the spirit of Java
Mari jalan-jalan lagi,
ke Solo....yang semboyannya the spirit of Java.
Anyway, kalau Salatiga semboyannya..
Salatiga hati beriman.
Foto punakawan group itu saya ambil di sebuah
pasar unik di Solo.
Kenapa unik?
Karena di pasar itu menjual barang-barang unik.
Seperti jam kuno, koin, lampu, alat makan,
patung, bahkan motor vespa.
Toko-toko yang berada di pasar itu menjual
barang yang hampir sama.
Oh ya juga ada lukisan, guci, dan berbagai hiasan
dinding kuno.
Kalau anda penggemar atau kolektor barang antik,
wajib hukumnya mampir kesini.
Saya bukan keduanya,
penggemar atau kolektor.
Tapi hanya penikmat saja,
mengagumi ketekunan para penjual
untuk merawat barang yang usianya bisa jadi
lebih tua dari saya, hehe!
Namanya juga pasar,
meskipun barangnya sama namun harga dari
toko satu ke toko lainnya itu berbeda.
Tergantung, komunikasi antara
penjual dan pembeli.
Saya sempat melihat deretan kain jarik,
yang didominasi warna coklat.
Motifnya cantik, kainnya tak terlalu halus,
tapi harganya bikin dompet halus.
Untuk selembar kain jarik,
dibandrol 400 sampai 500 ribu rupiah bok!
Hhmmm, mau nego harga sudah ciut
nyali saya.
Bagi yang mau buka restoran, depot, cafe, kedai
yang nuansa Jawa banget,
ornamen pendukung bisa dengan mudah anda beli disini.
Kalau saran saya,
sebaiknya anda bisa berbahasa Jawa dan bisa menawar :)
Itu dia namanya, pasar triwindu.
Baru pertama kali mengunjungi pasar tipe ini,
menjual barang-barang unik dan antik.
Juga bagi anda yang punya beberapa koleksi barang sejenis,
dan mau dijual, anda bisa coba menjualnya ke pasar ini.
Untuk pengolektor sepeda untha alias sepeda kayuh jaman dulu,
jangan khawatir, di sini masih ada yang jual beberapa onderdilnya.
Juga untuk pemilik vespa,
di dekat patung punakawan saya lihat ada bengkel khusus vespa.
Sebenarnya, sudah berkali-kali saya ke Solo.
Tapi selalu ada tempat baru untuk dikunjungi.
Yang biasanya mungkin hanya ke mall dan wisata kuliner,
bisa divariasikan pergi ke museum dan pasar tradisional.
Di sana saya bisa melihat,
kebudayaan Jawa yang dimiliki warga Solo masih kental.
Meskipun pasarnya relatif sepi,
para penjual tetap berkumpul dan bercanda bersama.
Ada atau tidak ada pembeli ya tetap happy.
Yuhuuuu, saya bersama Amanda tiba di waroeng baru.
Sebelum kesini,
Amanda beberapa kali merekomendasikan tempat ini.
Entah letaknya dijalan apa,
kalau ingin kesini sebaiknya ada meminta bantuan GPS.
Seingat saya, dari jalan besar,
belok ke kiri dan warungnya ada di kiri jalan.
Jalanannya sempit,
dan banyak gang.
Waroeng kecil ini rupanya milik orang terpandang di Solo.
Saya bisa bilang begitu karena,
mengamati pigura-pigura foto yang digantung.
Ada foto dengan pak Jokowi, lalu beberapa artis ibukota,
juga foto sewaktu umroh bareng-bareng.
Waroengnya sepi pengunjung,
mulai dari saya datang sampai pulang.
Hanya kami berdua yang duduk disana.
Menu yang disediakan beragam,
Dan yang special adalah Indian food.
Setelah sempat galau beberapa menit,
kami memutuskan untuk pesan
chicken curry with rice.
Rasanya delisioso abis!
Entah curry asli yang di India sana
seenak ini atau lebih enak.
Untuk menu minuman,
saya rasa tidak ada yang special.
Standart kedai ya teh, kopi, jeruk.
Biar nggak pada penasaran,
chicken curry with rice ya seperti yang di atas.
Rasanya enak,
ada wortel, kentang goreng, buncis.
Kuah currynya jossss banget!
Khas rempah-rempah gitu deh.
Untuk anda yang hobby maling
alias makan keliling, musti nyoba makan
di waroeng baru.
Saya dan Amanda hanya memesan satu menu
untuk berdua,
karena kami masih kenyang.
Waroeng baru ini juga menyediakan homestay.
Letaknya didekat waroeng,
dan per kamar rata-rata 300 ribu rupiah.
Eh ada lagi yang special,
mereka juga punya roti home made.
Namun tidak setiap hari ada,
sekalipun ada..jam 11 siang sudah sold out.
Wah....laris manis uey!
Konon roti home made yang tersohor itu
juga nenu khas india.
Seperti yang sering saya lihat di TV,
roti yang dicocol kuah curry pedas, hhmmm
berasa meleleh air liur saya.
Kami lanjut ke mall,
tepatnya paragon mall.
Berbeda dengan paragon mall yang di Semarang.
Dibagian depan mall ada gambar wayang.
Juga bangunannya lebih besar paragon Solo.
Kalau anda ragu,
silahkan dibuktikan :)
Setelah si blacky a.k.a mobil milik Amanda diparkir,
kami masuk mall dan tujuan pertama adalah toilet, haha!
Toilet dimall memang bersih dan harum,
menyenangkan rasanya.
Selesai dengan urusan toilet,
kami membeli tiket bioskop.
Kali ini, kami nonton film cartoon punya disney,
judulnya Frozen.
Bagi penggemar disney animation,
tentu saja saya sarankan untuk nonton film ini.
Karena film kartun,
kebanyakan yang nonton ya anak-anak.
hehe!
Overall saya lebih betah di Solo daripada Semarang.
Mungkin karena Solo memiliki pesona tersendiri,
apalagi sekarang tata kotanya jauh lebih teratur.
Bukan semata-mata karena jasa pak Jokowi,
yang merombak Solo.
Namun juga kerjasama yang baik dari
masyarakat sekitar.
Lampu jalan disana juga bagus,
tempat sampah yang dipisahkan antara
organik, unorganik.
Jalanannya juga lebih bersih,
para PKL juga berjejer rapi.
Dari masa ke masa perkembangan kota Solo
cukup bagus.
Walaupun banyak berdiri bangunan modern
seperti mall, hotel, dan apartment.
Tapi kesan Jawa nya nggak hilang.
Ini yang saya suka.
Setahu saya,
di XXI nggak boleh ambil foto.
Dulu saya pernah ditegur oleh salah satu petugasnya.
Ah, kali ini saya cuek saja,
kami berdua berfoto ria dan syukurlah nggak kena tegur ;)
Jalan-jalan memang menyenangkan,
apalagi bersama seseorang yang menyenangkan juga.
Jalan bisa kemana saja,
setiap perjalanan menghasilkan pengalaman.
Jalan-jalan kali ini,
kami tutup dengan dinner di Oh lha vita.
Sebuah cafe masakan italia.
Tempatnya tak terlalu besar,
penuh sesak dengan pengunjung.
Banyak orang asing yang berkunjung kesana,
sayang sekali banyak smokernya :(
Kami pesan steak ikan dori,
dan pizza vegetarian porsi setengah.
Yes! disini bisa memesan porsi setengah,
berisi 4 slices pizza.
Steak ikan dorinya enak, lembut,
dan yang jelas tanpa duri.
Sayang sekali saya tidak sempat
ambil fotonya.
Setelah dinner kami pulang kembali ke Salatiga.
Nantikan kisah perjalanan saya selanjutnya.
Jangan ragu untuk pergi jalan-jalan,
nggak perlu jauh, nggak perlu mahal.
Yang penting enjoy dengan
pengalaman yang didapatkan.
Yuuuukkk jalan-jalan!
NB: Seakan nggak mau kalah ama para selebriti yang
lagi pada demen foto selfie,
ini foto selfie terheboh saya ditahun 2013 ;)
Diambil di dalam theater, tampak kami berdua memakai kacamata 3D.
Narsis boleeehhh kan...
Friday, December 20, 2013
Pasar kaget khas Salatiga
Selamat datang di pasar kaget Salatiga.
Kenapa kaget?
Kemungkinan besar,
karena pasar ini hanya ada setiap hari minggu.
Terletak di JLS a.k.a jalan lingkar Salatiga,
di sepanjang jalannya.
Yang mana hari biasa hanya ada kendaraan
berlalu lalang.
Ada banyak warung berjejer di sekitarnya,
yang pada umumnya berjualan makanan.
Contohnya jagung bakar, nasi soto,
aneka penyet, degan ijo, dan nggak ketinggalan
warung kopi.
Tampak dari foto diatas,
kita bisa melihat gunung, walaupun tak terlalu jelas.
Aku sengaja mengajak Mr. Software Engineer
untuk kesana.
Membaur dalam keramaian pasar kaget.
Motor diparkir di tempat parkir
yang sudah tersedia.
Kami berdua berjalan kaki mengelilingi
pasar kaget.
Kalau anda sedang berkunjung ke Salatiga,
monggo mampir kesini.
Supaya bisa melihat uniknya
keramaian pasar yang hanya terjadi sekali dalam seminggu.
Dari hasil pengamatan,
aku tidak menjumpai papan resmi bertuliskan
Pasar Kaget Salatiga.
Namun masyarakat sini memiliki
julukan yang sama.
Pertama kali aku tahu tentang pasar ini,
dari mas penjual aqua.
Saking penasaran, aku bergegas lewat kesana.
Beberapa kali hanya lewat, lewat dan lewat,
ikut berkerumun tapi masih diatas motor.
Tidak kali ini,
aku berjalan kaki menyusurinya.
Mari.....
Dulu waktu kecil,
aku pasti diajak ibu ke pasar senggol.
Pasar yang hanya ada sekali dalam satu tahun.
Namanya pasar senggol,
karena kita bakal bersenggol-senggolan satu sama kain.
Pasar senggol biasanya diadakan untuk moment
ulang tahun kota Bojonegoro.
Beberapa pedagang membuka stan dadakan,
di jalan raya yang ditentukan sebagai lokasi.
Tentu saja tidak hanya beraneka macam makanan
yang ditawarkan.
Dari pakaian, sandal, sepatu, alat-alat masak,
alat makan, dan masih banyak lagi.
Kalau aku selalu tergoda mampir di stan
mainan dari gerabah a.k.a tanah liat.
Alat-alat masak seperti panci, wajan, sendok, kuali,
kendi a.k.a teko semua dibuat dari tanah liat.
Menyenangkan sekali!
Tak ketinggalan untuk membeli gula-gula kapas.
Masalah gula kapas,
sekarangnpun aku masih sering tergoda.
Tapi sayang sekali,
Mr. Software Engineer tidak memberi ijin,
dengan alasan bisa merusak kualitas suara alias batuk.
haha!
Gula kapas yang dijual di supermarket
sangat berbeda dengan gula kapas biasa.
Dibungkus dengan plastik transparan,
porsinya besar, warna pinknya juga menggoda.
Aaarrgghhh...
Pasar senggol,
memberikan kenangan tersendiri.
Sampai sekarang,
ibu masih sering mengajakku kesana.
Hanya saja kelemahannya,
pasar senggol hanya ada pada malam hari.
Jadi kalau hujan, bisa dipastikan sepi pengunjung.
Ok, back to pasar kaget Salatiga.
Bagi yang suka hangout hari minggu pagi,
sekalian berolahraga.
Pasar kaget ini juga bisa dijadikan alternatif.
Contohnya aku berkeliling sekitar 30 menit berjalan kaki,
sama saja dengan olahraga bonus pemandangan keramaian pasar.
Bersama ratusan bahkan ribuan orang lainnya,
dengan tujuan yang berbda-beda.
Tujuanku menjawab rasa penasaran yang selama ini
berkecimpung.
Kalau hanya lewat naik motor memang
kurang puas.
Aku penasaran detail apa saja yang dijual,
berkisar berapa harganya.
Disini juga diadakan acara aerobic bersama,
dilengkapi panggung, full music dan instruktur.
Siapa saja boleh ikut dan free;)
berminat??
Bukan pasar sembarang pasar,
hampir semua item yang anda cari tersedia.
Penjual makanan, baju, mainan anak-anak,
minuman, lalu majalah, buku, poster sudah biasa.
Bahkan penjual wig a.k.a rambut palsu, lalu penjual binatang,
motor, mobil, jaket kulit lalu item khusus tentara
yang didominasi warna hijau, ada semua di pasar kaget.
Foto diatas, itu serombongan keong
yang sudah dicat menggunakan cat tembok.
Bapak penjual pun meyakinkan kami berdua
sekalipun direndam air lukisan di keong itu takkan pudar.
Wow, keongnya aja kecil,
apalagi kuas yang digunakan untuk melukisnya.
Sungguh kreatif.
Keong adalah salah satu mainan masa kecilku.
Saat itu uang saku ku hanya seratus rupiah,
tiap pulang sekolah aku selalu membeli keong.
Meskipun tak terlalu lama bertahan hidup,
dan baunya yang tak sedap.
Sampai duduk dibangku kelas 3 Sekolah Dasar,
aku baru berhenti membeli keong.
Namun bagi pengunjung pasar kaget ini,
harus waspada,
Karena semua membaur jadi satu,
pejalan kaki, pengguna motor dan mobil.
Jika anda lelah dan haus,
jangan khawatir...sangat banyak penjual makanan
dan minuman, tergantung selera anda.
Bagaimana Mr. Software Engineer,
mau wisata kuliner disana?!
Bapak penjual keong rebus diatas pasrah saja,
ketika aku meminta fotonya.
haha!
Itulah pasar kaget,
segala sesuatu bisa dijual, dan jangan kaget.
Bahkan ada satu stan bertuliskan
serba seribu ripiah.
Sayang sekali aku belum sempat masuk kesana,
karena panas sinar matahari yang menyengat
hingga wajahku teriritasi.
Pasar tetaplah pasar.
Dimana sekumpulan pedagang beramai-ramai
mencoba menawarkan apa yang mereka jual.
Para pembeli bisa membeli, melihat bahkan menawar.
Pasar juga merupakan tempat yang baik
untuk berinteraksi.
Penjual berharap barang dagangannya laku,
dengan untung.
Pembeli berharap tidak kecewa membeli
sesuatu.
Masalah tawar menawar pasti ada,
itu seni dan tradisi berjalannya pasar.
Kalau pasrah bongkokan ya payah,
bisa-bisa kita tertipu.
Menawar juga ada caranya.
Aku selalu terkesima dengan para pedagang
dipasar kaget.
Setiap kali habis berjualan,
mereka harus berkemas.
Entah bagaimana dengan sampah-sampahnya,
mungkin sudah ada pasukan kuning yang memang
khusus bertugas disana.
Hidup ini juga seperti pasar,
sangat banyak pilihan.
Tapi nggak mungkin semuanya kita beli atau kita ambil.
Kita hanya memilih beberapa saja,
yang sekiranya cocok.
Kalau tak cocok boleh menawar atau bahkan
berpindah tempat,
bila itu tidak sesuai dengan hati nurani kita.
Banyak pilihan dalam hidup,
yang mana yang kita ambil itu pilihan pribadi.
Setiap pilihan secara otomatis
ada resikonya masing-masing.
Beli barang di pasar, di toserba, dan di pusat
perbelanjaan, ada kelebihan dan kekurangannya
sendiri.
Mau dimana ?
Ya sesuai dengan pilihan kita.
Selamat memilih :)
Merry Christmas
Hari ini tanggal 20 desember 2013,
adalah hari yang tepat untuk hang out.
Setelah puas diguyur hujan berhari-hari
tanpa henti, dari siang sampai malam.
Finally, dua hari terakhir ini,
bisa keluar untuk jalan-jalan.
Kurang afdol, kalau hang out tanpa ngopi,
begitu juga sebaliknya.
Walaupun siang tadi sempat hujan deras,
namun sekitar setengah 4 sore sudah berhenti.
Mungkin Sang pengatur alam,
cukup memahami kondisi hatiku.
Bayangkan kalau tak ada jeda seperti ini,
tak bisa keluar rumah sama sekali,
garing dirumah.
So, mari kita cap cuzzzzzz...
Ok, kita sudah sampai.
Nama tempat ini adalah frame cafe.
Terletak di sekitar jalan kalimangka Salatiga.
Tempatnya memang berada halaman rumah
yang disulap menjadi sebuah cafe.
Outdoor sekaligus indoor.
Outdoor karena bisa melihat dunia luar,
Indoor karena diatas ada atapnya.
Bisa menikmati alam,
sekaligus terlindung dari panas dan hujan.
Konsep tempat seperti ini,
bagus untuk bersantai dan ngobrol.
Tapi kalau sudah beranjak malam,
serbuan rombongan nyamuk siap menyambut.
Aku sampai di frame kira-kira jam 5,
dan cafe dalam keadaan sepi.
Oh senangnya!
Dulu, aku pernah kesini
pada jam yang sama dan hari yang sama pula.
Banyak smoker hadir,
duduk santai, menikmati minuman sambil
mengebulkan asap.
Sangat menganggu,
because i am not smoker like them.
Salah tingkah,
mau negur juga gimana.
Diam saja, lama-lama
aku yang bengek kena asap rokok.
Selama petualanganku keluar masuk
kedai kopi di sekitar Salatiga,
belum ada ruang khusus untuk para smoker.
Yang semestinya sangat dibutuhkan,
dan mendesak.
Siapa saja yang berkunjung ke cafe,
tidak bisa kita atur.
Siapa saja boleh datang dengan apapun tujuannya,
mau ngopi atau hanya sekedar pesan menu termurah
yang peting bisa dapat fasilitas wifi sepuasnya.
Semua sah-sah saja,
selama tak bikin onar.
Tapi tidak dengan asap rokok,
kebanyakan para smoker egois.
Nggak pernah memikirkan orang-orang
yang ada di sekitarnya.
Hellooooooo! disini nggak cuma
kamu dan asap rokokmu saja.
Dan jaman sekarang ini, bukan hanya para pria yang merokok,
wanita juga banyak yang mengikuti trend smoking is cool.
Nggak di cafe, restoran, warung kaki lima
sebagian perokok memang seperti itu.
Dan yang lebih menyebakkan,
mereka marah saat ditegur baik-baik.
Lho, namanya berada di tempat umum,
kalau ada yang kenyamanannya terusik
sah saja untuk diutarakan donk.
ckckck.
Secangkir kopi diatas namanya adalah hazelfo,
hazelnut syrup and strong coffee.
Sewaktu memesan,
si barista menawarkan jenis kopi yang
medium atau strong.
Tentu saja aku pilih strong,
kalau kurang mantab kan nggak enak.
Di frame cafe sendiri lebih fokus pada makanan,
setahu ku tidak ada makanan berat.
Jadi jangan berharap ada nasi goreng
porsi besar, atau sepiring steak daging.
Karena suasana cafe yang sepi,
aku dan teman ku a.k.a Rut,
bisa mengadakan sesi curhat.
Tanpa harus berbisik,
ataupun melirik sekitar.
Tak perlu memasang tampang waspada,
siapa tahu ada yang mengenal subyek
yang kami bicarakan.
Santai,
dan mengalir seperti air.
Setiap cerita, baik dari aku
dan dari Rut.
Bisa tertawa puas,
tanpa harus ada yang merasa terganggu atau mencibir.
Begini resikonya,
punya bisnis di kota mahasiswa.
Natal dan tahun baru hampir tiba,
para mahasiswa pendatang memilih untuk mudik.
Salatiga mendadak sepi,
daerah sekitar kampus seolah mati.
Enak sih,
jalanan lebih lenggang, mengurangi tingkat stres.
Kelihatan banget nih,
sebagian besar yang berdomisili di Salatiga
adalah mahasiswa.
Saatnya berkenalan dengan Rut,
sesama penyiar di sebuah radio komunitas.
Kami berdua bisa saling kenal juga
karena pelayanan dalam satu wadah.
Rut itu pembawaannya ceria banget,
tapi juga bisa diajak ngobrol serius.
Masalah kedewasaan,
dia cukup dewasa dan bertanggung jawab.
Jadwal kuliah padat, ditambah organisasi senat mahasiswa,
dan pelayanan di gereja.
Bisa jalan jadi satu,
dan hasil studinya tidak mengecewakan.
Kami berdua jarang bisa bertemu,
karena kesibukan masing-masing.
Menyelaraskan waktu luang kami berdua,
butuh usaha ekstra.
Tapi sore ini,
seakan alam ikut mendukung pertemuan kami.
Senangnya, tak ada hujan yang turun
setetes pun.
Kami tiba di frame cafe hampir bersamaan,
aku lebih dulu datang sekitar 2 menit sebelumnya.
Boleh dibilang,
tadi itu perayaan natal kecil-kecilan.
Bagaimana tidak,
ornamen natal dipasang di sudut-sudut cafe itu.
Bersahabat tak harus setiap hari bertemu,
kualitas lebih penting daripada kuantitas.
Meskipun tak terlalu sering bertemu,
tapi kami berdua selalu mempunyai cerita
untuk dibagikan.
Secangkir kopi hangat bersama sahabat,
sore yang indah! :)
Seringkali kita mengkambing hitamkan
moment natal yang hanya terjadi sekali dalam setahun.
Mumpung natal,
beli baju baru, sepatu baru, tas baru, bahkan handphone baru.
Mumpung natal, makan-makan mewah bersama keluarga,
teman, pacar, atau bahkan para tetangga.
Mumpung natal, memberikan persembahan khusus di gereja,
pas bonus akhir tahun juga cair.
Bukankah hal-hal itu juga bisa
dilakukan pada semua hari, semua bulan.
Kemungkinan besar,
aku bersama Mr.Software Engineer akan menghabiskan
liburan natal di Salatiga.
Aku tak mau pergi jalan-jalan,
disaat banyak orang merencanakan hal yang sama.
Harga transport antar kota naik,
begitu juga tiket bioskop.
Belum lagi keramaian yang memusingkan,
bukan jalan-jalan malah siksaan.
Merayakan natal tak harus mewah,
tak harus dengan baju baru.
Moment natal,
saatnya memperbaiki damai sejahtera dihati kita.
Kembali diingatkan,
untuk apa Yesus sang penebus dilahirkan ke dunia.
Mungkin anda mengangguk-angguk,
sudah ingat.
Analoginya,
aku selalu ingat bahwa tiap bulan harus
bayar rekening listrik dan air.
Tapi aku akan lebih mengingat saat akhir bulan,
menjelang awal bulan baru.
Mungkin kita ingat,
apa itu natal, bagaimana merayakannya dan
apa sebenarnya esensi natal.
Tapi bulan desember,
ingatan kita akan dipertajam.
Sehingga, kita mengambil respon
yang bermacam-macam untuk merayakannya.
Kiranya damai yang sudah ada didalam hati
kita lebih dikuatkan.
Dengan damai natal,
kita diyakinkan kembali bahwa kita telah
dipilih dan diselamatkan.
Semoga damai yang kita punya,
bisa kita bagikan untuk orang-orang
yang ada disekitar kita.
Selamat berbagi damai natal :)
xoxo
Thursday, December 19, 2013
Ibu juga manusia
Tinggal 2 hari lagi, kita akan memperingati hari ibu,
hari mama, mami, emak, si mbok, bunda.
Jadi pas juga waktunya untuk berbagi sedikit
tentang wanita hebat yang melahirkan saya.
Perkenalkan,
namanya Endang Christinawati.
Asli Solo, namun semenjak remaja,
ibu dan keluarga pindah ke Jawa Timur.
Beliau adalah anak pertama dari enam bersaudara.
Sejak kecil, saya terbiasa memanggilnya
dengan sebutan mami.
Mami menikah pada usia yang masih relatif muda,
22 tahun.
Kemudian mengandung 2 tahun setelah itu.
Tidak ada ungkapan lain selain bersyukur padaNYA,
karena aku dititipkan pada sosok wanita luar biasa,
yang ku panggil mami.
Mami itu guru yang galak.
Hahaha, peace mom!
Masih sangat jelas dalam ingatan,
masa-masa aku duduk dibangku TK a.k.a taman kanak-kanak.
Selain les private bersama bu Yanti,
malam harinya aku juga belajar bersama mami.
Latihan menulis, membaca, berhitung.
Dalam kasus yang ku alami,
aku lebih tangkas membaca daripada menulis.
Entah itu menulis huruf ataupun angka.
Malam itu, tiba saatnya aku mengerjakan PR
menulis angka 3 sebanyak satu halaman buku pendek.
Aaaarrgghhh mengapa begitu sulit
menulis angka 3.
Aku membentuknya seperti mie instant,
keriting dan panjang, padahal yang diperlukan
hanya 2 kali lengkung kecil.
Tapi seakan jari ini tidak bisa berhenti.
Mami marah, suasana pun tegang.
Dicoba lagi dari awal, tetap saja seperti itu.
Mami semakin marah, suasana bertambah panas,
aku pun mulai menangis.
Namun seolah-olah mami tidak memperdulikan itu,
beliau tetap memaksaku menulis angka 3 dengan benar.
Sambil mengancam,
tidak boleh tidur kalau belum berhasil menulis angka 3
versi benar.
Hhhmmm rasanya seperti mau mati saja.
Aku sudah tidak bisa berkonsentrasi,
ditambah mami yang belum berhenti marah.
Buku ku juga sudah basah,
terkena air mata plus ingus yang menetes.
Dengan satu pukulan di tangan kanan ku,
akhirnya aku bisa menulis angka 3 pemirsa.
Fiuh,
sesuai perjanjian aku boleh pergi ke kamar
untuk tidur.
Lega karena bisa menulis angka 3.
Sekaligus masih was-was,
haruskah menjadi pandai sesulit ini?!
Mami itu penjahit.
Jaman-jaman boneka barbie baru booming
di Indonesia.
Aku juga tak mau ketinggalan.
Seperti anak cewek pada umumnya,
aku suka bermain boneka barbie bahkan hingga larut malam.
Lengkap dengan cerita dan adegan yang
disutradarai oleh diri sendiri.
Melihat antusiasku bermain barbie,
mami tak tinggal diam.
Berbekal kemampuan menjahit yang cukup bagus,
beliau sering membuat baju barbie untukku.
Mulai dari baju pesta,lalu wedding dress lengkap
dengan kristal mainan.
Kain yang digunakan adalah kain perca,
pemberian teman segereja nenek ku.
Mesin jahit yang digunakan juga,
sudah udzur, alias kuno.
Tapi mami membuat baju-baju mungil itu
dengan penuh cinta.
Dengan bangga ku pamerkan baju barbie
buatan mami pada teman-temanku.
Tentu saja, diantara koleksi barbie yang dimiliki mereka,
punyaku lah yang paling beda ;)
Begitu seterusnya,
hingga aku beranjak kelas enam sekolah dasar,
dan mulai berhenti bermain barbie.
Mami itu dokter cinta.
Hahaha!
Menginjak masa-masa SMU, aku mulai pacaran.
Dengan si A, B, C dll.
Masa galau dan labil takkan bisa ku lalui
dengan baik tanpa bantuan beliau.
Mami sering bercerita tentang,
masa lalu.
Dimana masih berpacaran dengan papi.
Hei, setiap orang pasti pernah
melewati masa galau.
Sekalipun seorang ibu,
bukankah ibu juga manusia?
Kadang diwaktu senggang,
beliau menunjukkan kartu-kartu yang pernah
dikirim oleh papi.
Mami sering memberiku nasehat,
tentang cinta.
Bagaimana mengetahui seorang pria
serius dalam berhubungan or just for fun.
Kami berdua selayaknya sahabat,
aku tak pernah malu untuk bertanya atau bercerita.
Apa saja yang ku perbuat,
mami tahu.
Mungkin tidak seperti kebanyakan anak lain,
yang sering berbohong.
Menggelapkan uang sekolah, membolos,
atau berbohong yang lain.
Aku suka dan lumayan sering membolos.
Rumah adalah tempat yang paling nyaman
untukku membolos.
Heran?
hahaha!
Malah beberapa teman juga suka membolos dirumahku,
kami kongkow, dan bernyanyi bersama.
Mami selalu menyediakan makanan enak,
seperti rujak, nasi goreng, nasi campur.
Teman-teman tak pernah enggan berkunjung kerumah,
mereka tak pernah dapat bentakan atau mata melotot.
Ataupun pertanyaan yang mengintimidasi seperti,
habis ini mau kuliah dimana?
bagaimana nilai ujianmu?
Never!
Mami juga tak sungkan menegurku secara langsung,
apabila aku dekat atau pacaran dengan seseorang yang
kurang beliau sukai.
Tentu saja dengan berbicara dari hati ke hati,
begitulah mami.
Mami itu pelita dikegelapan.
Sekitar tahun 2003 aku masuk kuliah,
papi mengalami kesulitan keuangan.
Dan aku baru saja masuk kuliah.
Mau tidak mau,
aku dibiayai oleh paman dari pihak papi.
Keadaan itu terasa sangat amat berat,
bahkan satu motor pun tak ada dirumah.
Sebuah motor matic berwarna biru,
hadiah dari papi pun terpaksa diambil oleh
penagih hutang.
Kami kesusahan,
papi tak berpenghasilan.
Mami mengambil langkah cepat untuk berjualan kue,
meneruskan bisnis nenek.
Setiap subuh beliau bangun,
kemudian membuat kue basah untuk dijual.
Rekening listrik juga dibayar menggunakan
uang hasi berjualan kue.
Demikian asap di dapur bisa mengepul
karena usaha keras beliau.
Mami tak kenal kata menyerah.
Setiap kali aku pulang ke rumah,
beliau tak menampakkan wajah sedih, tertekan atau lemah.
Semua berjalan seperti biasa,
justru keadaan rumah semakin membaik.
Dan pada saat itu posisi mami adalah
ibu sekaligus bapak rumah tangga.
Kata-kata bangga rasanya tidak cukup
untuk menggambarkan tentang beliau.
Keteguhan hatinya,
mendampingi papi dalam keadaan kaya miskin,
terbukti sudah.
Bukan sekedar janji nikah yang dihafalkan.
Selama kurang lebih 4 tahun keadaan rumah
berangsur-angsur pulih.
Thank's God.
Bahkan kondisi yang sekarang jauh lebih baik,
dari kondisi kami sebelum terpuruk.
Semua tak lepas dari peran besar seorang mami,
yang ketabahannya luar biasa.
Mami itu teman shopping yang asyik.
Tidak semua ibu seperti mami,
hehe!
Dari cerita beberapa teman,
mereka justru ogah kalau pergi berbelanja bersama ibu.
Cerewet, bawel, nggak asyik pokoknya.
Hal itu tidak terjadi padaku.
Mami juga suka berbelanja,
baju, tas, pernik-pernik yang lain.
Kami sering pergi ke mall, ke butik bersama.
Bahkan sampai sekarang beliau sering membelikan
baju dan segala sesuatu yang berwarna pink untukku.
Kami juga punya selera yang hampir sama
soal fashion.
Mungkin ada dari anda kalau pergi,
malas ajak ibu karena bla bla bla.
Tidak denganku.
Mami adalah teman yang asyik untuk diajak jalan-jalan,
berbelanja dan wisata kuliner.
Kami berdua punya hobby yang sama,
yaitu belanja baju.
Diusia yang tak lagi muda,
mami masih nampak cantik dan modis.
Bukan mentang-mentang ibu sendiri lalu dipuji ya,
aku membandingkan dengan ibu-ibu yang lain.
Mami termasuk dalam figur ibu modern,
tidak kolot, tidak suka memaksa,
atau memutuskan sepihak.
Mami itu all in one,
sejauh ini aku hanya bisa bersyukur untuk
kehadirannya dalam hidupku.
Jangan tanya lagi mengenai masakan
hasil olahannya, hhmmm perfecto!
Kalau tidak percaya,
boleh sekali-sekali berkunjung ke rumahku untuk mencicipi :)
Terlepas dari semua prestasinya sebagai seorang ibu.
Beliau tetap saja manusia,
yang pernah berbuat salah.
Aku dan mami sangat sering beda pendapat,
sama-sama keras kepala.
Pernah juga saling diam.
Mungkin beliau sudah capek dan sakit hati
menghadapi diriku.
Tapi justru itu yang menyadarkanku,
Ibu juga manusia.
Sakit kalau disakiti,
menangis kalau memang ada yang ditangisi.
Bukan berarti ibu selalu kuat, tabah, tegar
percaya diri di segala situasi.
Ibu juga seorang wanita yang butuh dilindungi,
dihibur disaat susah.
Ibu sama dengan manusia pada umumnya,
jangan pernah berpikir beliau tahu dan mengerti segalanya.
Seperti apapun ibu kita masing-masing...
mereka tetap malaikat yang rahimnya dipakai
untuk melahirkan calon-calon orang hebat di dunia ini.
Berhenti bertanya atau berharap,
apa yang beliau lakukan untuk kita.
Namun sebaliknya,
apa yang bisa kita berikan untuk ibu.
Selamat hari ibu,
Mami adalah malaikat yang dikirimNYA untuk
membimbingku, mengajariku bagaimana bertahan hidup.
i love u so much....
NB: mami yang paling kanan ;)
Tuesday, December 17, 2013
Jalan-jalan ( tak selalu ) mahal
Apa dari anda ada yang belum pernah dengar,
atau belum pernah mengunjungi Salatiga?
Sayang sekali,
mungkin anda sudah pernah ke Singapore, Melbourne,
Kuala Lumpur, Thailand, Hongkong dll
tapi belum berminat untuk berwisata di dalam
negri sendiri.
It's ok, karena pergi jalan-jalan
bisa kemana saja.
Buat anda yg berdomisili di pulau Jawa dan sekitarnya,
atau yg tinggal di luar pulau juga bisa.
Yang ingin jalan-jalan, sekaligus berpetualang di tempat baru,
dan hemat,
Monggo dicoba, berkunjung ke Salatiga,
eiittss jangan lupa saya juga bersedia
menjadi tour guide :)
Saya cukup percaya diri dengan
pengalaman kuliner untuk wilayah Salatiga
dan sekitarnya.
Foto sepiring nasi pecel di atas,
saya ambil kira-kira 2 minggu yg lalu.
Jarak yang ditempuh dari pusat kota,
menuju warung pecel itu sekitar 15 sampai 20 menit.
Namanya desa Muncul,
yang terkenal dengan pemandian alami langsung
dari sumber air.
Jadi anda berenang, sambil ditemani oleh
gerombolan ikan kecil-kecil.
tertarik?
Saya sendiri belum pernah mencoba berenang di sana,
membayangkan saja sudah geli setengah mati.
Bahkan di samping kolam renang itu,
ada sebuah perusahaan air minum.
Nah lho, kita berenang pakai air mineral
atau yg air mineral itu asalnya dari air kolam, hahaha!
Ok, back to nasi pecel.
Boleh dibilang, keberadaan warung pecel itu
sangat menarik minat pengunjung atau
yang tidak sengaja lewat di daerah sana.
Kalau anda dari Salatiga menuju Ambarawa,
warung itu terletak di sisi kiri.
Seporsi nasi pecel keong
seharga 8 ribuan saja, plus minum jadi 10 ribu.
Spesial karena ada tambahan keong
yang dibumbu pedas.
Jangan tanya tentang kelezatan rasanya,
nasi hangat dengan pecel yang manis
lalu keongnya pedas.
Oh my gosh, delisioso!
Sebenarnya yang khas dari warung pecel itu
adalah belut gorengnya.
Tentu saja hanya bagi anda yang suka atau doyan
makan belut.
Saya tidak suka, dan tidak berminat untuk mencoba.
Belut goreng sebagai lauk pelengkap
nasi pecel.
Beberapa kali saya makan di sana,
memang belutnya most wanted menu lho.
Warung itu buka dari pagi sampai sore.
Kalau mau sepi,
bisa menikmati ikan goreng atau bakar tanpa
berdesak-desakan,
Harus datang pagi jam 8 atau jam 9
itupun hari biasa.
Kalau sudah tiba jam makan siang,
hhmmm mau pesan saja susah.
Karena warung sudah dipenuhi
orang-orang kelaparan yang berharap
pesanannya datang duluan.
Tempat duduknya ada 2 jenis,
mau duduk di bangku kayu atau lesehan.
Kalau saya lebih prefer duduk di bangku saja,
karena biasanya banyak yang merokok di area lesehan.
Lalu menu minuman di sana,
seperti standart warung lainnya.
Ada teh, jeruk, kopi,
dan ada kolak, nah ini dia yg bikin beda.
Kolak pisang yg disantap dengan ketan hitam,
sepertinya enak.
Saya belum pernah memesan kolak,
akibat perut yg sudah terpuaskan oleh
seporsi nasi pecel dan ikan goreng,
ssllrruuppp.
Kita tinggalkan warung nasi pecelnya,
lanjut ke sebuah taman bermain.
Jangan berekspektasi taman bermain
seperti dunia fantasi di Jakarta ya.
Atau seperti trans studio di Makasar dan Bandung.
Tempatnya tidak terlalu luas,
dan kondisinya yang minim perawatan.
Tiket masuk per orang hanya 2 ribu rupiah,
ditambah parkir motor seribu rupiah.
Sangat murah kan?
Itu dia namanya wisata pendidikan,
Langen Tirta Muncul.
Saya berkunjung ke sana waktu hari senin
dan jam kerja.
Jadi suasana di dalam taman bermain sangat sepi,
di parkiran pun hanya ada 3 motor.
Prihatin melihat taman bermain itu,
untuk wahana sebenarnya not too bad.
Ada kereta gantung, ada perahu kayuh dengan bentuk yang lucu-lucu,
berbagai macam ayunan dan motor -motor apv.
Kalau hari biasa dan jam kerja,
memang sepi.
Saya sengaja mengambil hari senin,
agar bisa melihat dan berkeliling
dengan leluasa.
Lately, di Salatiga hampir setiap hari hujan,
jadi jalanan di dalam taman bermain itu
licin dan berlumut.
Harus hati-hati atau kalau tidak
akan jatuh terpeleset atau bahkan
tercebur dalam kolam.
Malah banyak air hujan menggenang
di beberapa tempat.
Saya sarankan anda untuk berkunjung
ke sana waktu akhir pekan.
Mungkin suasananya lebih hidup,
banyak anak kecil dan penjual makanan.
Entah karena biaya masuk yang sangat murah,
jadi perawatan taman bermain itu saya rasa kurang.
Beberapa patung cat nya sudah luntur,
kolamnya ada bagian yang kering dan sangat berlumut.
Yang lebih membuat saya kecewa...
Ada satu ruangan namanya ruang pintar,
kemudian saya bertanya pada bapak penjaga
mengenai ruangan yang saya lihat tertutup rapat itu.
Menurut bapak penjaga,
ruang pintar berisi koleksi perangko.
Tapi sudah tidak bisa dibuka untuk umum.
Karena kurangnya sumber daya manusia,
ruang pintar itu ditutup.
Yaaahhh, pengunjung kecewa :(
Padahal, namanya aja wisata pintar,
mestinya ruang pintar tetap dilestarikan.
Saya tidak bisa berbuat apa-apa.
Begitu besar rasa penasaran saya untuk
melihat koleksi perangko yg ada di dalam ruang pintar harus pupus.
Tak mungkin saya dobrak paksa..Haha!
Selama berkeliling di sana,
saya tidak mencoba satu pun wahana bermainnya.
Hanya berkeliling dan mengambil foto.
Tidak ada penjaga yang stand by di setiap wahana,
ya mungkin karena hari biasa dan jam kerja.
Tapi sudah puas hanya dengan melihat-lihat.
Saya suka mengamati, dan tentu saja
berpetualang.
Mungkin kalau perawatannya lebih bagus,
taman bermain ini akan menjadi luar biasa.
Mending harga tiket dinaikin tapi
fasilitas yg diperoleh masyarakat juga lebih baik.
Entahlah, apa pertimbangannya,
dari pemilik ataupun pengelola.
Itu sedikit oleh-oleh cerita
pengalaman saya ke Muncul.
Senang rasanya melihat hal baru,
mengamati kebih dekat hal-hal yg ada di sekitar saya.
Siapa bilang jalan-jalan harus mahal,
tergantung tujuan kita masing-masing
dan tentu saja tempat yg dituju.
Untuk saya, jalan-jalan itu mendapat pengalaman baru.
Pengalaman itu bisa menginspirasi,
dan menambah semangat.
Selamat berpetualang ;)
Subscribe to:
Posts (Atom)