Monday, December 30, 2013
Parade jemuran
Foto di atas saya ambil dari internet,
terinspirasi oleh pemikiran...
"kira-kira aktivitas apa yang dilakukan oleh bule-bule
saat matahari sedang bersinar terang"
Bulan desember seharusnya hujan mengguyur hampir setiap hari,
tapi akhir-akhir ini, entah hujan pergi kemana.
Salatiga panas, gerah, sumuk, pokoknya matahari bersinar cerah,
seolah-olah berada di pertengahan tahun.
Kalau para bule diatas sedang menikmati beach volleyball mereka,
alias volly pantai...
masyarakat di sekitar perumahan sinar pattimura
justru lebih mementingkan jemurannya.
Nggak kepikiran deh mau maen volley ball,
apalagi disini nggak ada pantai.
Kecuali mau menempuh jarak 3 sampai 4 jam,
ada banyak pantai di sekitar Jogjakarta.
Itupun, setahu saya jarang ada yang main volley,
masyarakat lebih suka berjemur, main air,
naik perahu,
and of course foto-foto.
Mungkin kalau ada yang main volley ball di pinggir pantai,
malah dibilang aneh.
Karena nggak sesuai dengan kebiasaan yang banyak dilakukan
oleh penduduk sekitar sana.
Sebenarnya sih nggak masalah,
mau main volley ball atau games pantai lainnya...
masalahnya adalah hal tersebut baru atau masih asing.
Kebiasaan seperti beach volley ball, uhm hiking,
fishing, memang tak terlalu banyak peminatnya.
Terutama di Salatiga,
yang saya lihat kalau matahari sedang bersinar terang,
orang-orang pada sibuk nyuci baju, tas, dan lain-lain.
Ini dia Mr.Software Engineer sedang berpose
di depan jemuran baju dan kasur milik saya.
Mumpung panas,
sarung bantal, guling semua dicuci.
Ditambah kasur serbaguna sekalian dijemur,
biar nggak lembab, bobok juga makin nyenyak.
Untung tetangga berbaik hati,
memperbolehkan saya numpang jemur baju dan kasur di halamannya.
Panas sinar matahari saat itu,
memang luar biasa sehingga cukup mengeringkan semua jemuran.
Termasuk sweater berbahan tebal pun kering,
luar biasa!
Maka dari itu,
minggu kemarin saya beri julukan,
minggu parade jemuran.
Foto jemuran diatas adalah milik tetangga sebelah rumah persis,
namanya pak Soleh.
Dia hanya tinggal bersama satu putrinya,
yang masih duduk di kelas 6 SD.
Ada satu lagi putranya namun nampaknya
tinggal di pondok pesantren.
Jadi putranya hanya pulang sesekali saja.
Biasanya pak Soleh jarang menjemur di luar,
mungkin tergoda dengan teriknya sinar matahari.
Akhirnya dia juga memutuskan ikut parade jemuran ini.
Lihat lebih detail di foto itu,
sepatu milim putrinya juga turut dijemur.
Turut dijemur pula jas hujan miliknya,
yang biasanya dipakai sehari-hari untuk pergi kerja.
Memang kalau musim hujan,
sepatu dan sandal yang kita pakai penuh kuman,
dan bau nya tak sedap terkena guyuran air hujan.
Dan parade jemuran,
semakin banyak peminatnya....
Peserta parade jemuran berikutnya,
milik ibu Yulis.
Salah satu faktor yang bikin saya betah tinggal di perumahan ini,
adalah bertetangga dengan beliau.
Hampir setiap hari selalu ada saja yang dibagikan,
mulai dari camilan sampai makanan berat.
Kalau sedang ada waktu, beliau masak untuk dibagikan juga,
enak kaaannnn...
Bu Yulis, tidak setiap hari memcuci baju,
karena faktor pekerjaan rutin sehari-hari.
Selain itu, beliau juga dibantu oleh tenaga mesin,
jadi nggak terlalu memberatkan.
Selagi ada waktu dan ada matahari,
kami para penghuni perumahan sinar pattimura
berbondong-bondong untuk menjemur pakaian.
Beda dengan beberapa waktu lalu,
hampir setiap hari mendung gelap lalu turun hujan.
Bagi yang mencuci sendiri, nggak pakai jasa laundry,
musim hujan adalah masa-masa merepotkan.
Mulai dari pakaian dalam, kaos sehari-hari di rumah,
bahkan jeans dan jaket nggak akan kering,
Even pakaian dalam yang tipis aja nggak kering,
apalagi yang lain hhmmmmm.
Hujan yang turun dari hari ke hari,
dari siang sampai malam...
membuat tumpukan baju nggak kering terpaksa saya
masukkan ke dalam rumah dan membuat bau yang hhmmm
lembab nggak enak.
Bagi yang tinggal di daerah dataran tinggi sepert Salatiga,
musti lebih sabar menghadapi musim hujan.
Sekali hujan, bakalan hujan melulu
every single day.
Karena saya mencuci manual,
otomatis nggak punya fasilitas mesin untuk membantu mengeringkan.
Sempat terpikir juga,
wah apa nge-laundry aja ya...
di Salatiga jasa laundry sangat banyak.
Mereka menyediakan beragam fasilitas dan harga,
ada yang per kilo nya nggak sampai 10 ribu rupiah.
Setelah melalui berbagai pertimbangan,
maka....
saya pribadi,
kurang percaya dengan jasa laundry.
Mereka tidak benar-benar mencuci bersih,
hanya merendamnya dengan pewangi lalu dikeringkan.
Dulu, beberapa kali saya pernah coba melaundry spreindan
bed cover namun hasilnya mengecewakan.
Hanya bau wangi semerbak yang bikin pusing,
dan bagian kotornya masih belum bersih.
#payah.
Mana ada yang mau,
memakai selimut yang masih kotor,
dengan bau wangi kuat menusuk hidung.
Sejak saat itu saya memutuskan untuk
berjuang mencuci sendiri.
Khusus bed cover saya kirim pulang ke rumah untuk
dicucikan di sana.
Rata-rata tetangga saya memiliki mesin cuci,
untuk mempermudah mereka.
Karena merasa belum perlu,
saya masih mencuci manual.
Pakaian kotor direndam 20 menit lalu dibilas,
dan lanjut dijemur.
Kalau ada noda, dipisahkan dan akan saya kucek
sampai bersih.
Mencuci adalah salah satu olahraga gratis,
selai nyapu dan ngepel rumah kontrakan.
Dengan mencuci sendiri,
kebersihan pakaian lebih terjamin.
Anti luntur atau bahkan tertukar dengan baju orang lain,
seperti kebanyakan kasus yang terjadi di jasa laundry.
Selain itu,
mencuci sendiri lebih hemat daripada menggunakan mesin cuci.
Badan sehat, biaya listrik bulanan pun hemat.
Baju jenis apapun bisa saya tangani dengan cara manual,
mau batik sutra, jeans belel, jaket buku, bahkan gaun pesta.
Ditambah pengalaman mencuci saya,
sudah 10 tahun...
wah untuk ukuran kerja kantor udah lumayan nih gajinya hahaha!
Minggu kemarin adalah saat yang unik,
di mana kami serentak menjemur pakaian.
Melakukan hal yang sama,
untuk mendapatkan hasil yang sama pula.
Andai beberapa hal lainnya,
bisa sekompak parade jemuran ya...
Pelayanan di gereja, bisa melayani bersama,
untuk tujuan bersama.
Pekerjaan di kantor bisa kompak, serentak pada giat dan rajin
pasti para bos dan karyawan pun bisa sama-sama senang.
Parade jemuran juga nggak kalah menyenangkan lho...
kami biasanya bertemu dan saling menyapa....
sambil bertanya keadaan tentang jemuran masing-masing.
Parade jemuran bisa mengakrabkan satu sama lain,
indahnya kebersamaan :)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment