Persiapan untuk kontrak atau sewa rumah

Bagi anda yang ingin memulai hidup baru,
maksud saya pindah ke tempat lain.
Dari ngekost mau coba-coba ngontrak/sewa rumah.
Mungkin,
pertamanya aneh karena banyak faktor.
Mulai dari lingkungan sampai kebiasaan,
bisa berubah drastis.
Pada awalnya aku juga takut dan ragu-ragu
pindah dari kost ke kontrak.
But, kita takkan pernah tahu sebelum mencoba.
Bukankah segala sesuatu ada yang pertama kali.
Contohnya,
dulu aku tidak berminat pergi ke museum
setelah sekali ke museum langsung ketagihan deh.
Di bawah ini tips pribadi dari saya,
dari pengalaman pribadi juga.
Monggo dibaca,
semoga bermanfaat :)



1. Sebaiknya benar-benar tahu calon atau kandidat rumah yang akan disewa.
Bagaimana lingkungan di sekitarnya.
Rumah kontrak ku a.k.a rumah burung dara yang sudah
saya tulis diblog sebelumnya.
Terletak di perumahan sinar pattimura.
Lokasinya mewah alias mepet sawah.
Dulu, karena agak tergesa-gesa, aku tak terlalu notice.
Begitu sudah menempati rumah kontrakan itu,
saya terkejut karena beberapa macam binatang datang tanpa diundang.
Laba-laba dengan berbagai ukuran, bunglon, kadal,
cacing, lebah, belalang raksasa.
Apakah di dekat calon rumah yang akan disewa dekat dengan tempat
pembuangan sampah atau selokan atau mungkin malah
supermarket.
Lokasi menentukan nyaman atau tidaknya rumah sewaan itu dihuni.
Juga, untuk berjaga-jaga saja sebaiknya anda tahu
siapa penghuni sebelumnya.
Kalau ada paket nyasar, atau penagih hutang, tidak kerepotan
menjawab.
Tak terlalu mendesak,
tapi kalau anda tahu, itu akan sangat membantu.
Believe me.



2.Untuk yang terbiasa ngekost  seperti saya,
pasti shocked kalau mau sewa rumah.
Secara kalau ngekost sudah tersedia semua,
seperti kasur, lemari baju, tempat sampah,
dll.
Keperluan pokok diatas harus saya beli sendiri.
Beli kasur busa, lemari plastik untuk baju2,
bahkan galon aqua juga.
Mungkin barang-barang itu belum pernah terpikirkan
sebelumnya.
Karena mungkin di kost atau di rumah kita masing-masing
sudah tersedia.
Mau tidak mau sewa rumah,
membuat saya berpikir keras mana yang paling penting
yang harus dibeli terlebih dahulu.

3. Diatas adalah foto lampu LED saya,
milik saya the pink one, yang satunya milik
si software engineer.
Waktu ngekost, sama sekali nggak kepikiran
untuk beli lampu darurat seperti itu.
Kalau oglangan a.k.a lampu mati, saya tinggal mengetuk
kamar teman, dan kami bisa ngobrol atau bahkan
tidur bersama.
Namun saat saya sudah kontrak rumah?
Tidak mungkin saya mengetuk pintu tetangga tiap
kali lampu mati.
Mau tak mau bagi anda yang mau kontrak atau sewa rumah,
diusahakan memiliki lampu darurat.
Lebih baik lagi lampu darurat yang bisa dicharge jadi
hemat energi tak perlu gonta-ganti batterai.
Jadi sewaktu-waktu mati lampu,
saya tinggal menyalakan lampu darurat.


4. Urusan kunci mengunci pintu juga sangat berbeda.
Selama tinggal di kost, beberapa kali saya pernah
lupa mencabut kunci kamar.
It is okay karena teman atau ibu kost
bakalan menyimpan kuncinya untuk saya.
Jangan sampai sewaktu kontrak rumah anda lupa
mengunci pintu.
Lebih-lebih kalau tinggal sendirian.
Sangat tidak aman.
Ternyata kontrak rumah melatih saya menjadi orang
yang lebih teliti.
Tidak tergesa-gesa, sebelum meninggalkan rumah,
cek ulang apa saya sudah mematikan peralatan listrik
yang masih menyala.
And of course, cek benar-benar apa saya sudah
mengunci pintu dan mencabutnya.

5. Mempunyai persediaan makanan itu sangat penting.
Entah makan instant yang harus dimasak terlebih dahulu
seperti mie, bubur, cream soup.
Atau camilan yang akan sangat membantu,
di keadaan yang mendesak.
Bagi saya pribadi,
yang masih berkendara dengan sepeda motor kemana-mana.
Memiliki persediaan makanan termasuk hal penting.
Kalau sudah hujan seharian,
susah mau kemana-mana.
Makanan instant atau persediaan camilan
bisa sangat membantu.
Kalau dulu di kost,
mudah saja.
Makanan persediaan habis, tinggal
tanya teman yang lain dan bisa nebeng.
Sejak menyewa rumah,
tidak mungkin saya mengetuk pintu tetangga
dan minta camilan mereka.
hahaha!


6. Aha!
Mencuci alat makan yang sudah dipakai,
or mencuci pakaian kotor.
Waktu masih berstatus sebagai anak kost,
hal-hal itu jauh lebih mudah.
Karena ada pembantu kost yang mencuci alat makan
dan baju kotor.
Bila menyewa rumah, mau tak mau kita
harus mencuci alat makan sendiri.
Atau akan menimbulkan bau tak sedap
dan mengundang binatang-binatang tak diinginkan.
hiiiiiii!
Urusan mencuci baju, mungkin masih bisa kita
taruh di laundry.
Tapi saya memilih mencuci baju sendiri.
Lebih hemat, lebih bersih, sekalian
untuk olahraga.

7. Jika situasi anda menyewa rumah disebuah perumahan
seperti saya.
Maka bersosialisasi dengan warga sekitar merupakan hal
yang tak kalah penting.
Bukan ngerumpi seharian atau ikut arisan,
but itu terserah akalu memang anda suka.
Kalau saya minimal tahu dimana letak rumah
pak RT,
juga secara rutin membayar iuran bulanan seperti iuran sampah dan keamanan.
Agar kalau ada kejadian yang kurang baik,
kita masih bisa minta tolong ama tetangga.
Apalagi saya tinggal di kota kecil seperti Salatiga,
kalau tidak bertegur sapa dengan tetangga maka akan
dipandang sombong atau aneh.



Over all, persiapan yang dilakukan saat akan menyewa rumah
seakan lebih ribet.
Itu karena kita harus mempersiapkan beberapa hal penting,
yang mungkin selama ini tak pernah terlintas di pikiran.
belum beli inilah, itulah,
aduh mau habis berapa duit nih.
Oh my gosh, dulu saya seperti itu,
frustasi karena rumah sewa saya kosong melompong.
Even lampu saja harus beli dan pasang sendiri,
big thanks to Mr.software engineer yang mau
manjat-manjat untuk masang lampu.
Memulai sesuatu yang baru,
memang butuh usaha ekstra untu penyesuaiannya.
Entah itu kontrak rumah, pindah pekerjaan,
bertunangan, menikah, ulang tahun.
Proses penyesuaian ternyata ada setiap hari ya,
tetap semangat dan ikhlas menerimanya.
Maka kita akan merasakan how great is our God,
yang memberikan kehidupan indah dengan
versinya masing-masing.
Selamat berproses ;)